BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 03 Oktober 2013

Ketua MK Ditangkap KPK, ICW: Ini Kiamat Kecil

Andri Haryanto - detikNews

Jakarta - KPK menangkap basah Ketua MK Akil Mochtar karena diduga menerima suap terkait Pilkada di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Koordinator bidang Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho menilai, penangkapan Akil bak kiamat kecil yang melanda Indonesia.

"Ini menjadi kiamat kecil karena institusi MK sendiri dianggap punya reputasi baik sebelumnya, walau dulu pernah digoyang seperti apa yang disampaikan Refly Harun," kata Emerson saat berbincang dengan detikcom, Kamis (3/10/2013).

Pria yang akrab disapa Econ ini mengatakan, dengan ditangkapnya orang nomor satu di MK, maka makin melengkapi dan menjadi bukti bahwa kejahatan korupsi hampir ada di semua lini, baik itu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

"Bukan lagi trias politica, kalau begini jadinya trias corruptia. Ini jadi malapetaka hukum di Indonesia," ujar Econ.

Agustus 2006, MK menghapus kewenangan Komisi Yudisial (KY) untuk mengawasi kinerja hakim konstitusi. Agustus 2013 permintaan pengawasan MK oleh KY kembali ditolak mentah-mentah. Menurut Akil Mochtar, tidak ada alasan untuk mengawasi hakim konstitusi, mengingat kinerja MK sangat bagus dan dipercaya masyarakat.

Menanggapi itu, Econ menilai bahwa pengawasan hakim konstitusi harus kembali diberikan ke KY. "Pengawasan internal di MK kecolongan, kata kuncinya Mahkamah Konstitusi harus diawasi," tegasnya.

Meski demikian, ICW berharap Akil kooperatif dalam proses penegakan hukum dengan membuka tabir adanya praktik korupsi di lembaga penegak konstitusi.

"Kita sarankan Akil kooperatif untuk menghindari hukuman berat, paling tidak dia mengoreksi tindakannya," imbaunya.

Akil ditangkap di di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra III No 7, Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2013) sekitar pukul 22.00 WIB.

KPK menyita uang dalam bentuk Dolar Singapura yang ditaksir senilai Rp 3 miliar. Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Chairunissa, juga diamankan dari rumah Akil bersama seorang pengusaha. Sedangkan Bupati Gunung Mas Hambit Bintih dan seorang swasta diciduk dari Hotel Redtop, Jakarta Pusat, pada waktu yang sama.

Tidak ada komentar: