BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 11 November 2015

BPNB AKUI METODE PAKU BUMI EFEKTIF ATASI KARHUTLA

LAPORAN: WIDYA VICTORIA

RMOL. Pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Ogan Komering Ilir Sumatera dengan metode "paku bumi" yang dilakukan tenaga ahli asal Afrika Selatan saat ini terbilang paling efektif.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei mengatakan, metode ini menekan secara drastis titik api di kawasan konsensi Air Sugihan.

"Hasilnya sangat bagus," puji Willem.

Dijelaskannya, metode ini dilakukan 65 tenaga ahli asal Afrika Selatan yang didatangkan APP Sinar Mas sejak Jumat (6/11). Mereka berasal dari perusahaan profesional Working on Fire (WoF) yang berpengalaman menangani kebakaran dalam cuaca ekstrem di hutan Afrika.

Dalam metode itu, lanjut Willem, tenaga ahli menggunakan pipa sepanjang 1,5 meter dengan diameter sekitar 15 cm yang mengalirkan air ke dalam tanah. Air tersebut sudah dicampur dengan cairan kimia sehingga sangat efektif memadamkan bara api di lahan gambut.

Willem menilai metode ini sangat efektif untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan kategori masif dan sudah menyebar karena langsung menuju ke titik api. Alat pipa injeksi bisa mengatasi untuk areal terbakar seluas 100x25 meter dengan waktu pemadaman total selama enam jam.

Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan, tenaga ahli asal Afsel ini didatangkan sebagai bentuk dukungan kalangan swasta terhadap pemerintah, setelah sebelumnya juga membantu menyewakan dua pesawat asal Rusia Be-200 berkapasitas 12 ribu liter air sekali angkut sejak 21 Oktober 2015.

"WoF ini merupakan perusahaan profesional dengan mengelola 7.500 tenaga ahli pemadam kebakaran dan 1.000 unit armada udara pemadaman kebakaran yang sudah berpengalaman mengatasi kebakaran dalam cuaca ekstrim di Afrika," kata Suhendra.

Sementara ini dalam rapat koordinasi di BNPB Sumsel dinyatakan bahwa berdasarkan data dari Citra Satelit diketahui bahwa titik hotspot di Sumsel bertambah dari 45 menjadi 105 akibat munculnya titik api baru di kawasan mineral (bukan lahan gambut) yang disinyalir karena ulah warga untuk membuka lahan.

"Pemantauan langsung dan sosialisasi sedang digencarkan oleh tim TNI yang ada di lapangan saat ini terutama di kawasan Pedamaran, Cengal dan Sungai Menang," kata Wakil Ketua Satgas Darat Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, Letkol Wahyu.[wid]

Tidak ada komentar: