BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 13 November 2015

Perwira Polisi Positif Narkoba Diringkus Bersama 20 Orang Di Hotel

Jpnn
BATAM - Ketenangan di Hotel Rasinta, Batam, terusik, Kamis (12/11) pagi. Di bawah komando Direktur Direktorat Reserse Narkoba Polda Kepri, Kombes Pol Wiyarso, sekitar 40 polisi bersenjata mendatangi hotel tersebut kemarin pagi.
Para polisi berpakaian sipil itu menyusuri tiap lorong yang ada. Setiap orang yang ditemui, langsung diamankan. Tak hanya itu, polisi kemudian mulai merangsek masuk ke dalam kamar-kamar yang ada di dalam hotel itu. Sehingga beberapa orang yang masih terlelap, setelah berpesta pada malamnya menjadi kaget dengan kehadiran pihak kepolisian. 
"Kami mulai penggerebekan ini sejak pukul 09.00, namun sudah kami intai beberapa waktu," kata Kombes Pol, Wiyarso seperti dikutip dari batampos.co.id (JPNN.com Group), Kamis (12/11). 
Ia menuturkan tiap kamar ditemukannya ada orang, langsung diamankan. Lalu beberapa petugas yang sudah siaga, langsung melakukan tes. "Bila garisnya alat tes ini dua, berarti negatif. Namun bila satu garis saja, dipastikan positif," ucap salah satu petugas yang berjaga ditempat tes urine. 
"Ini akan terbaca bagi pengguna yang baru saja menggunakan narkoba, namun yang sudah lama harus dengan tes darah. Namun kami hanya tes urine saja," jelas petugas itu. 
Satu persatu orang yang berada dalam kamar hotel itu, dibawa ke tempat tes urine dilaksanakan. Kebanyakan orang-orang yang diamankan itu, dalam kondisi uring-uringan. Dan masih dalam kondisi yang setengah sadar. Ada berkilah sebagai pengguna narkoba, namun saat alat tes menunjukan hasilnya positif. Pria kurus dengan menggunakan baju kuning itu, hanya bisa tertunduk. 
Tapi ada juga yang langsung mengaku menggunakan narkoba. "Iya pak saya make semalam," ucapnya pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas parkir tersebut. 
Tiap orang yang positif, langsung dipisahkan dari orang yang negatif. Pengguna yang positif tak banyak berkata, hanya bisa diam dan sembari melihat kiri kanan. Ada juga yang masih memulihkan kesadarannya. 

Namun kehebohan terjadi, begitu Direktur Ditresnarkoba Wiyarso mengapit salah seorang pria yang menggunakan singlet putih dan celana putih. Kondisi pria itu, masih belum sadar sepenuhnya. Ia memohon-mohon pada Wiyarso. Pria yang diketahui merupakan polisi berpangkat kompol ini, terkencing-kencing di celana saat diseret oleh Wiyarso. 
"Tolonglah bang, tolong," ucapnya. 
Namun perkataan pria ini dijawab dengan senyum oleh Wiyarso, dengan lembut ia meminta kepada Irvan agar berjalan ke tempat tes. Sebab bila Irvan tak berbuat apa-apa, maka hasilnya akan negatif. 
Pria yang pernah menjabat sebagai kasat reskrim Polres Karimun ini, tak bisa berbicara banyak lagi begitu beberapa wartawan menyorotkan kamera kepada dirinya. 
Irvan dipisahkan dari beberapa orang yang diamankan sebelumnya. Tak lama berselang, Kabid Propam Polda Kepri AKBP Naek Pamen Simanjuntak langsung menghampiri Irvan. Dan menanyakan maksud dan tujuannya kenapa berada di situ. Namun Irvan hanya bisa diam, dan tak banyak bicara. 
Lalu Simanjuntak meminta kepada petugas, untuk segera melakukan tes terhadap Irvan. Namun saat tes ini, Irvan berulah. Ia memasukan plastik air kemasan dalam celana dalamnya. Dan saat diminta untuk mengeluarkan air seninya, Irvan malah menuangkan air mineral yang sembunyikan dalam celana dalamnya. 
Ulah Irvan ini, membuat Kabid Propam tersebut menjadi jengkel. Ia meminta Irvan melakukannnya dengan benar. Setelah berapa lama, akhirnya Irvan bisa buang air kecil. 
Petugas pengecekan, langsung memasukan alat tes ke dalam air seni Irvan yang ditampung dalam gelas plastik. Garis di alat tes itu, perlahan-lahan naik. Dan alat tes menunjukan satu garis saja, artinya positif. "Ini bisa inex atau sabu," celetuk salah satu petugas. 

Mendengar hal tersebut Kabid Propam langsung menyuruh anggotanya untuk mengamankan Irvan. 
Namun saat Irvan akan digelandang ke Mapolda Kepri, untuk dimintai keterangan lebih lanjut ia memberontak. Ia juga mengeluarkan kata-kata yang tak mengenakan. Tak hanya itu, ia juga melawan Direktur Ditresnarkoba Kombes Pol Wiyarso. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Irvan menyerah dan mau dibawa ke Mapolda Kepri. 
Sementara itu, ajudan Irvan yang berpangkat brigadir telah lebih dahulu dibawa anggota Propam Polda Kepri. 
Kegaduhan pagi itu di Hotel Rashinta, tak terlalu menarik perhatian masyarakat. Sebab hotel tersebut tak banyak dikunjungi masyarakat. Dari penuturan masyarakat sekitar, tak ingin masuk ke sana. 
"Itu kan markasnya ormas, jadi tak pernah tahu apa yang ada dalam sana," ujar salah satu pedagang yang berjualan di depan Hotel Rasinta. 
Hotel yang terlihat tua dan sudah rapuh ini. Benar-benar tempat yang cocok bagi para pemakai narkoba, sebab tak akan ada yang mau masuk atau sekadar mengintip ke dalamnya. "Jangankan masuk, untuk mengintip saja gak mau saya pak," lanjutnya. (ska)
Direktorat Reserse Narkoba Polda Kepri menggerebek kawasan Hotel Rashinta yang berada di Komplek Nagoya City Walk, Kamis (12/11) pagi. Kawasan ini dinilai sebagai salah satu lokasi yang rawan dengan peredaran narkotika.
Penggrebekan yang dipimpin Dirnarkoba Polda Kepri, Kombes Wiyarso langsung menyisir rumah-rumah yang berada di belakang hotel. Hasilnya, 25 orang diamankan dan seluruhnya menjalani tes urine.
Dari 25 orang tersebut, 20 orang dinyatakan positif mengkonsumsi narkoba. Mereka terdiri dari 17 orang pria dan 3 orang wanita. Bahkan, satu diantara pria yang dinyatakan positif merupakan Perwira Polda Kepri berinisial IS. Ia tertangkap tangan membawa alat hisap sabu (bong).
Polisi juga mengamankan beberapa senjata tajam (sajam), timbangan, alat hisap sabu (bong) serta alat kontra sepsi.
"Lokasi ini disinyalir ada peredaran narkoba. Setelah dicek kebenarannya, kita lakukan penggrebekan," ujar Wiyarso usai penggrebekan.
Ia mengatakan seluruh pengunjung yang positif mengkonsumsi narkoba akan diserahkan kepada Badan Nasional Narkotika (BNN) Provinsi Kepri untuk menjalani pemeriksaan.
"Kalau hanya positif tanpa barang bukti kita serahkan ke BNN. Apakah direhabilitasi atau tidak," tuturnya.
Wiyarso menambahkan pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap para pengedar narkotika di wilayah tersebut. "Kita akan selidiki dari mana barangnya masuk. Kalau ada yang positif (pengguna, red) tentu ada barangnya," terangnya.
Ia menjelaskan penggrebekan itu dalam rangka operasi antik atau operasi khusus pemberantasan narkotika. Operasi dilakukan selama 2 pekan hingga 15 November mendatang. "Operasi ini termasuk pencegahan dengan mengawasi di pelabuhan," terangnya.
Selama operasi antik tersebut dilakukan, Ditres Narkoba Polda Kepri sudah mengamankan ratusan orang yang positif mengkonsumsi narkoba. Ditambah dengan beberapa barang bukti berupa sabu dan daun ganja.
"Sudah ratusan yang diamankan. Tapi kita fokus kepada pencegahan," tegas Wiyarso.
Wiyarso sendiri enggan berkomentar terkait keberadaan IS di lokasi. Namun, situasi sempat menegang saat IS digiring menuju Mapolda Kepri. Perwira satu melati itu menolak dan enggan mengikuti perintah Dirnarkoba.
"Diduga memang anggota polisi. Tapi biar nanti sama Kabid Propam saja," tutup Wiyarso. (opi)

Tidak ada komentar: