INILAH.COM, Jakarta - Pemilihan Umum (Pemilu) akan digelar 2014
mendatang. Pemilihan umum untuk memilih wakil rakyar dan presiden
tersebut diharapkan bisa berjalan jujur, adil, dan transparan.
Untuk itu, agar Pemilu yang digelar dapar berjalan Jurdil, maka harus adanya pengawasan dari semua pihak, khususnya kaum muda.
Ketua
DPP KNPI Fadly Alamin Hasyim mengatakan, peran pemuda sangat signifikan
dalam mengawal proses Pemilu. Pemuda, kata dia, dapat bekerjasama
dengan KPU, Bawaslu dan partai politik sehingga tidak terjadi
instabilitas politik dalam negeri.
"Semua peran bisa dimainkan
bagimana pemilu bisa jurdil sesuai cita-cita negeri ini," kata Fadly
dalam diskusi bertajuk "Peran Pemuda dan Masyarakat dalam Mencegah
Instabilitas Politik dalam Negeri Jelang Pemilu 2014" di Jakarta, Selasa
(24/9/2013).
Fadly menguraikan bahwa jumlah pemuda saat ini
sebanyak 80 persen atau sekitar 62 juta, sehingga mereka sangat
menentukan partai, caleg dan capres mana yang akan menang dalam Pemilu
tersebut.
"Saya harap pemuda bisa lebih termotivasi dan memaknai pemilu ini," pungkasnya.
Lebih
lanjut, Fadly mengatakan ada banyak hambatan kepada Pemuda dari Pemilu
itu sendiri. Misalnya adanya dominasi orang tua dalam partai politik.
Oleh partai, anak muda kerap kali dianggap tida mapan dan tidak
berpengalamam.
Kemudian, hambatan lainnya adalah adanya kultur
dinasti di partai politik, seperti di Partai Demokrat, PDI Perjuangan
dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Dicontohkannya, seperti
di Demokrat kita bisa lihat Ketumnya SBY dan anaknya (Edhi Baskoro
Yudhoyono) Sekjen. Begitu juga di PDIP yang masih berjalan. Megawati
Ketum dan Puan Maharani ketua fraksi. Di PPP, Suryadharma Ali ketum dan
istrinya salah satu ketua
"Kultur dinasti ini masih mewabah dan
banyak partai yang masih menganut sistem ini. Tapi yang terpenting
bagaimana pemuda melakukan pengawalan jumlah suara di TPS. Saya kira
anak-anak muda bisa memerankan di situ. Karena banyak
kecurngan-kecurangan di sana," jelas Fadly.
Sementara dalam
diskusi yang diselenggarakan The Jakarta Institute ini, hadir Pengamat
Nia Elvina, Ketua DPP PPP Fernita Darwis, Pengamat muda Nia Elvina, dan
Anggota Bawaslu Daniel Zuchron dan Ketua Umum PN GMII M. Niko
Kapisan.[dit]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar