Warung
Prapatan Penatusan. Ya, itu adalah nama warung usaha yang saya terima
secara turun-temurun dari orang tua. Setelah diminta mengelola warung
tersebut, saya memutuskan warung usaha itu fokus menjual barang-barang
kelontong dan arang. Khusus usaha arang selain saya jual kepada pembeli juga pada pedagang eceran kembali. Usaha inilah yang saya gunakan untuk menghidupi dan menafkahi keluarga sehari-hari.
Usaha kelontong dan arang saya kembangkan dengan modal awal seadanya ini terus berusaha saya tingkatkan dengan memutar dana dari keuntungan toko tersebut. Meskipun demikian,
saya terus berusaha mencari informasi pendanaan berupa kredit yang bisa
saya dapatkan. Sekitar tahun 2011, saya bertemu teman yang juga seorang
pedagang kelontong. Ia bercerita bahwa telah mendapatkan dana kredit.
Kredit yang didapatkannya ini berasal dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Akhirnya,
saya mencoba mencari tahu tentang kredit yang diberikan oleh BRI ini
dengan menghubungi rekan-rekan saya. Perlu diketahui, saya merupakan alumni Universitas Jenderal
Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Angkatan 1999. Dengan bermodalkan rekan yang bekerja di BRI itulah, saya
mendapatkan informasi mengenai kredit BRI tersebut.
Teman saya yang bekerja di BRI
menjelaskan bahwa kredit yang dimaksud teman pedagang adalah Kredit
Usaha Rakyat (KUR). KUR ini terdiri dari 4 (empat) macam yaitu KUR Mikro
yang diperuntukkan bagi individu pelaku usaha produktif serta layak.
Kedua, KUR Ritel yang diperuntukkan bagi perorangan/badan hukum dengan
usaha produktif serta layak. Ketiga, KUR Linkage Program (Executing) yang
diperuntukkan bagi BKD, Koperasi Sekunder, KSP/USP, BPR/BPRS, Lembaga
Keuangan Non Bank, Kelompok Usaha, LKM diperbolehkan mendapatkan
fasilitas pembiayaan dari perbankan namun tidak sedang menikmati Kredit
Program Pemerintah. Dan yang terakhir atau keempat, KUR Linkage Program (Channeling) yang tidak sedang menikmati KMK atau KI dan atau Kredit Pemerintah, namun Kredit Konsumtif diperbolehkan.
Dari
hasil pembicaraan tersebut, rekan saya yang di BRI menyampaikan bahwa
KUR yang paling tepat untuk saya adalah KUR Mikro. Kemudian, ia pun
menjelaskan bagaimana ketentuan dan persyaratan untuk mendapatkan KUR
Mikro tersebut. Setelah mendapatkan
penjelasan, saya pulang untuk berdiskusi dengan keluarga mengenai KUR
Mikro dari BRI tersebut. Saya sampaikan kepada keluarga bahwa KUR Mikro
ini sangat mudah karena ketentuan untuk mendapatkan hanya Kartu Tanda
Pengenal (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM), Kartu Keluarga (KK), dan
usaha minimal 6 (enam) bulan. Sedangkan, untuk persyaratan KUR Mikro
yakni plafond kredit maksimal Rp 20
juta , suku bunga efektif maksimal 22% per tahun, Kredit Modal Kerja
(KMK) : maksimal 3 tahun, Kredit Investasi (KI) : maksimal 5 tahun.
Dengan penyampaian informasi tersebut, keluarga saya akhirnya menyetujui pinjaman KUR dari BRI pada tahun 2011 sebesar Rp 10
juta dengan jangka pengembalian selama 1,5 tahun. Kemudian, saya pun
pergi ke BRI untuk menandatangani berbagai dokumen dan kesepakatan di
antara kedua pihak. Ternyata pada saat proses peminjaman
KUR ini saya tidak dimintakan agunan apapun. Wah, saya berkata dalam
hati betapa beruntungnya saya. Namun, saya berpikir karena warung usaha
saya jelas mungkin kemudahan diberikan oleh pihak BRI.
Setelah
menerima KUR tersebut, usaha yang saya lakukan sedikit bertambah
terutama dari volume ketersediaan barang. Pelanggan saya dengan mudah
mendapatkan barang yang mereka butuhkan. Kemudian, dengan makin
lancarnya ketersediaan barang, tentunya omzet yang saya dapatkan pun
semakin bertambah. Dari keuntungan inilah, saya dapat mengembalikan pinjaman KUR tersebut secara rutin ke BRI.
Saat
pengembalian cicilan kredit KUR inilah, saya sering berkomunikasi
dengan staf pelayanan di BRI bagaimana cara mengembangkan usaha melalui
kredit. Selain itu, saya juga mendapatkan informasi bahwa fasilitas
kredit yang diberikan BRI bukan hanya berhenti saat itu juga. Namun, BRI
dapat memberikan fasilitas kredit selanjutnya sebelum cicilan pinjaman
selesai.
Fasilitas
yang diberikan oleh BRI ini dapat diterima oleh penerima KUR karena
dianggap mampu dan dipercaya untuk memperoleh dana KUR dari pemerintah. Pemberian
fasilitas ini, kata teman saya, juga merupakan bukti kesungguhan BRI
sebagai mitra pemerintah dalam menyalurkan KUR untuk meningkatkan usaha
dari para mitra BRI. Tentunya dalam hal ini BRI akan memilah dan memilih
mitra mana yang dianggap mampu untuk mendapatkan fasilitas pinjaman
berlanjut tersebut.
Mendengar
berita ini, saya pun makin tertarik untuk berusaha dan mengambil
pinjaman kedua. Nah, sebelum saya mengambil putusan saya pun berdiskusi
dengan keluarga bagaimana apabila kita meminjam kembali untuk menambah stock
atau ketersediaan barang serta memutar modal yang ada. Setelah
berdiskusi dengan keluarga, saya akhirnya mendapatkan lampu hijau untuk
pengambilan KUR kedua.
Sekitar
tahun 2012, tepatnya 3 (tiga) bulan sebelum pinjaman pertama saya
lunas, BRI memberikan kemudahan dengan pinjaman KUR kedua. Besarnya
pinjaman kedua ini sebesar Rp 20
juta. Berbeda dengan pinjaman pertama, pinjaman kedua ini saya
dimintakan jaminan. Namun, jaminan yang diminta oleh BRI sendiri,
menurut saya, sangat mudah. Jaminan yang diminta BRI hanyalah BPKB
sepeda motor. Saya pun dengan cepat mengiyakan dan menyampaikan tidak
masalah dengan syarat tersebut.
Kemudian,
jangka waktu pengembalian pinjaman KUR kedua ini sampai dengan 3 (tiga)
tahun. Saya pun melihat hal ini sangat wajar karena pada pinjaman
pertama saya mendapatkan Rp 10 juta dan diminta mengembalikan selama 1,5 tahun. Jika pada pinjaman KUR kedua ini mendapatkan Rp 20 juta, saya pikir wajar untuk pengembalian pinjaman selama 3 (tiga) tahun.
Proses
yang mudah, pelayanan yang ramah, bunga yang rendah, informasi sampai
ke daerah-daerah, saya pikir menjadi alasan mengapa saya dengan cepat
menyetujui pinjaman KUR dari BRI ini. Khusus mengenai bunga, saya
mendapatkan bunga sekitar 1,1% per
bulan selama 2 (dua) kali pinjaman KUR ini. Hal ini tentunya sangat
tidak memberatkan pengembalian pinjaman bagi mitra BRI. Selain itu,
dalam hal administrasi, saya pun hanya menyertakan fotokopi KTP dan
keterangan usaha dari kelurahan. Kedua ketentuan itu pun, saya penuhi
tanpa dipersulit.
Proses
kemudahan dan informasi pengembangan usaha inilah yang saya pikir perlu
untuk diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini juga terutama
bagi mereka yang bergerak dalam usaha kecil dan membutuhkan dana
suntikan untuk pengembangan usahanya.
Setelah
memperoleh KUR ini, seperti yang saya sampaikan di atas bahwa ada
peningkatan omzet (penghasilan) yang saya dapatkan. Jikalau sebelum
mendapatkan KUR, saya mendapatkan rata-rata penghasilan sebesar Rp 700-800 ribu per hari. Nah, setelah mendapatkan pinjaman KUR, saya mendapatkan rata-rata penghasilan sebesar Rp 800 ribu –Rp 1 juta per hari bahkan lebih.
Peningkatan penghasilan ini saya dapatkan karena warung usaha yang saya jalankan mampu meningkatkan stock
(ketersediaan) barang. Dengan demikian, pelanggan saya pun mampu
memenuhi keinginan dari para pembelinya juga. Selain itu, saya dapat
meningkatkan kemampuan bukan hanya menjual ke konsumen langsung namun
lebih dari itu juga mampu memberikan kepada rekan pedagang lain dengan
membagi sedikit keuntungan kepada rekan pedagang tersebut.
Saya
secara pribadi melihat program KUR ini sangat membantu dalam proses
peningkatan kemampuan para pedagang dalam menambah modal usahanya.
Selain itu, dengan program KUR ini, saya mendapatkan banyak informasi
dari pegawai BRI dan kemudahan-kemudahan lain dalam mendapatkan pinjaman
usaha serta tips-tips dalam meningkatkan usaha.
Peningkatan
usaha yang saya alami ini juga merupakan proses yang membutuhkan waktu.
Hal ini pula lah yang perlu menjadi perhatian buat seluruh rekan-rekan
mitra KUR. Kesempatan untuk berdialog dan berdiskusi dengan para petugas
di BRI selalu saya manfaatkan dengan maksimal. Dengan demikian, informasi yang saya dapatkan mengenai KUR dan usaha lain lebih lengkap.
Informasi yang lengkap diberikan kepada para mitra KUR ini juga dapat
menutupi kekurangan kemampuan UMKM yang lemah dalam mengakses permodalan
terutama kepada lembaga keuangan formal seperti BRI ini.
Selain
itu, tentunya motivasi untuk terus berusaha saya dapatkan dari petugas
KUR tersebut. Dengan demikian, program pemerintah dalam penanggulangan
kemiskinan dan perluasan lapangan kerja dapat terbantu dengan
pengembangan sektor riil yang diwakili pemberdayaan bagi para pedagang
kecil di daerah-daerah. Saya merasakan bahwa melalui pola perkreditan
seperti KUR, yang bersifat kredit massal, harapan tersebut optimis
terpenuhi mengingat calon penerima kredit tidak diwajibkan untuk
menyediakan jaminan tambahan, seperti pada kredit lainnya yang terikat
dengan ketentuan bank teknis penyedia pinjaman.
Akhirnya,
saya bersyukur sampai dengan saat ini masih dapat mengembalikan
pinjaman KUR tersebut tepat waktu dan sesuai kesepakatan dengan pihak
BRI. Harapan saya tentunya bahwa program KUR ini dapat dilakukan dengan
proses yang mudah, pelayanan yang ramah, bunga yang rendah, dan
informasi yang cepat dan tepat sampai ke daerah-daerah serta tentunya plafond dananya bertambah.
Semoga
seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati program pemerintah yang bagus
ini sama seperti halnya saya sehingga masyarakat makin sejahtera. Terima
kasih.
1 komentar:
Apakah Anda sangat membutuhkan pinjaman? Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk membiayai bisnis Anda atau melunasi tagihan Anda? memerlukan pinjaman untuk operasi atau apakah Anda seorang kontrak atau perlu dana untuk pekerjaan konstruksi Anda, apakah Anda seorang siswa yang membutuhkan keuangan? Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk pertanian Anda? Anda bisa mendapatkan pinjaman hari ini dari perusahaan kami dengan tingkat bunga 2%. kami menawarkan pinjaman mulai dari $ 5000 hingga $ 150.000.000 dalam mata uang apa pun yang Anda inginkan. hubungi email perusahaan kami: - lapofunding960@gmail.com
SALAM HORMAT
Posting Komentar