Yogyakarta (ANTARA News) - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bersedia menjadi penengah atau mediator untuk menyelesaikan konflik internal di Keraton Surakarta, jika diminta kedua pihak yang bertikai.

"Saya sebenarnya tidak mau mencampuri urusan keluarga di Keraton Surakarta, tetapi jika diminta menjadi penengah atau mediator oleh kedua pihak yang berkonflik, saya bersedia," kata Sultan di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dirinya tidak mau menjadi penengah atau mediator jika hanya diminta oleh salah satu pihak, karena konflik internal di Keraton Surakarta itu melibatkan dua pihak.

"Meskipun masih ada hubungan keluarga, karena sama-sama trah (keturunan) Mataram, saya tidak mau mencampuri urusan internal Keraton Surakarta jika tidak diminta oleh kedua pihak yang berkonflik," katanya.

Sebelumnya, Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi yang sekarang menjadi Raja Keraton Surakarta meminta Sultan menjadi penengah atau mediator untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan di Keraton Surakarta.

"Sultan sebagai bangsawan sesama trah Mataram merupakan figur yang paling tepat untuk mengurai permasalahan di Keraton Surakarta," kata PB XIII Hangabehi didampingi Mahapatih Tedjowulan pada pertemuan dengan warga Baluwarti Surakarta, Kamis (29/8).

Tedjowulan mengatakan dirinya akan "sowan" atau membuat surat permohonan kepada Sultan agar ikut mencari solusi terbaik untuk mengurai kemelut di Keraton Surakarta.
(B015/M008)