Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Sikap Inspektur Dua (Ipda) Basuki Rahmat patut diacungi jempol. Perwira pertama yang bertugas di Polsek Tanah Abang ini menolak 'uang bensin' ketika salah seorang warga memintanya membantu mencarikan telepon genggam warga tersebut yang hilang.
Adalah Bobi, nama warga tersebut. Pegawai swasta yang berkantor di bilangan Jl MH Thamrin ini baru menyadari ketika telepon genggam yang biasa berada di saku celananya tidak ada setelah turun dari Bajaj, Sabtu (21/12/2013), sekitar pukul 18.00 WIB.
Bobi akhirnya berpikir bagaimana caranya agar telepon yang berisi data-data pekerjaan dan kerabat itu dapat kembali ke tangannya. Akhirnya, dia mendatangi Polsek Tanah Abang, di Jalan Karet Pasar Baru Barat. Kelurahan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
"Awalnya saya pesimis, apakah polisi mau membantu mencari HP saya yang hilang, di tengah kesibukan anggota Polsek yang fokus menjaga Kamtibmas Natal dan Tahun Baru. Apalagi ini hilang, bukan kecopetan, atau kasus jambret, tetapi ketinggalan di Baja di daerah Sarinah," tulis Bobi dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Minggu (22/12/2013).
Sesampainya di Polsek Tanah Abang, Bobi langsung berhadapan dengan Ipda Rahmat. Dia menceritakan peristiwa nahas yang menimpanya itu. Dia pun menjelaskan kondisi telepon genggamnya dimana teknologi GPS tersambung dengan laptopnya.
Ipda Basuki pun akhirnya menyanggupi menolong Bobi. Dia dibantu seorang staf Polsek berkeliling Jakarta mencari telepon genggam dengan menggunakan ojek.
Usaha gigih ketiganya rupanya membuahkan hasil. Sinyal GPS menunjukan posisi telepon tersebut di sebuah kawasan padat penduduk di wilayah Petamburan, sekitar pukul 00.00 WIB.
"Sebelum itu saya sempat lesu dan resah, karena daerah yang dituju wilayah kumuh pinggir rel kereta yang sangat padat penduduk. Bagaimana cara mencarinya?" ungkap Bobi.
Telepon tersebut rupanya berada di rumah kontrakan si sopir Bajaj, dan mengakui telah menemukan telepon tersebut di jok penumpang Bajaj yang dikendarainya. "Saya bingung cara pakainya," kata Bobi menirukan ucapan sopir tersebut.
Bisa jadi karena tidak tahu menggunakan telepon tersebut, Bobi selalu mendapati tidak ada respon dari yang menemukan ketika dia berupaya menghubungi teleponnya.
Laki-laki asal Bandung ini akhirnya dapat bernafas lega. Telepon genggam berikut data-data yang diperlukannya dapat kembali dengan utuh. Yang membuatnya bangga adalah ketika personel polisi dan staf Polsek Tanah Abang itu tidak meminta sepeser pun 'uang lelah' menelusuri jejak handphone.
"Di tengah isu miring yang menimpa Polri, saya menyatakan bahwa penerus Jendral (alm) Hoegeng masih ada," ujar Bobi.
Dihubungi terpisah, Ipda Basuki mengatakan bahwa apa yang dilakukan dia dan rekan kerjanya di Polsek Tanah Abang adalah sebagai bentuk pelayanan.
"Sudah menjadi tugas kita melayani," kata Kepala Sub Unit 1 Polsek Tanah Abang ini.
Dia menceritakan, ketika menelusuri jejak sinyal telepon Bobi dirinya sempat merasa kesulitan mengejar. "Bajajnya pindah-pindah. Laptop yang dibawa Bobi sempat habis baterai dan sempat kehilangan. Tapi setelah laptopnya nyala kembali kami langsung menuju titik sinyal sesuai petunjuk di laptop itu," kata Basuki.
Anda pernah mengalami kisah serupa seperti yang dialami Bobi? Silakan kirim ke redaksi@detik.com, jangan lupa untuk menyertakan no telepon anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar