BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 04 Maret 2014

Keluarga Corby diminta jelaskan wawancara di Channel 7

Pewarta: Dewa Wiguna

Denpasar (ANTARA News) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Bali telah memanggil keluarga Schapelle Leigh Corby menyusul  wawancaranya dengan stasiun televisi Australia, Channel 7.

"Kami panggil mereka untuk klarifikasi saja apa yang diwawancarakan dengan Channel 7," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Provinsi Bali Sunar Agus di Denpasar, Selasa.

Menurut dia, keluarga Corby yang datang memenuhi panggilan adalah Mercedes Corby dan suaminya, Wayan Widyartha Senin siang kemarin di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

Dia menjelaskan, mereka dimintai keterangan terkait materi wawancara dengan stasiun televisi swasta di Sydney, Australia itu.

"Persis seperti apa yang diwawancarai (Channel 7) yang menceritakan waktu Corby di airport, saat dikunjungi Mercedes," kata dia.

Isi wawancara yang dipandu Mike Willesee itu digambarkan saat wanita yang dijuluki Ratu Mariyuana itu bebas dengan kawalan ketat dari Lapas Kerobokan memasuki sebuah mobil khusus menuju sebuah vila mewah di Seminyak, Kuta. 

Dalam video dokumentasi yang ditayangkan program "Channel 7 Sunday Night" itu juga memunculkan Corby yang disambut hangat oleh sejumlah anggota keluarganya.

Mercedes, kakak Corby yang menjadi narasumber utama masih mempertanyakan asal mariyuana seberat 4,2 kilogram di dalam tas Corby.

"Kami tidak tahu dari mana mariyuana itu. Bisa jadi dari Indonesia," ucap Mercedes dalam wawancara itu.

Dalam rekaman berdurasi 11 menit tersebut, ia juga mempertanyakan sejumlah barang bukti yang menunjukkan barang haram itu dibawa oleh adiknya saat di Bandara Ngurah Rai.

"Kami mencoba mencari bukti dan informasi tentang gambar di bandara, tidak ada. Kami minta sidik jari, tidak ada. Tes mariyuana dan sinar x, tidak ada," paparnya.

Mercedes juga meyakini barang haram itu tidak dibawa oleh Corby namun diyakini dimasukkan oleh seseorang saat adiknya transit di sebuah bandara di Sydney.

Hal tersebut, kata dia, didapat dari laporan bea cukai terkait investigasi rahasia terhadap petugas penanganan bagasi dan disebutkan ada pergerakan mariyuana pada jam dan waktu yang sama saat adiknya transit di Sydney menuju Bali.

"Saya tak tahu ada yang menaruhnya di tas tetapi saya yakin seseorang yang bekerja di bandara melakukan itu menaruh di tas (milik Corby)," kata Mercedes.

Tidak ada komentar: