VIVAnews - Politisi Partai Gerindra Chalik Saung
membantah telah menganiaya wanita hamil. Ditemani sang istri, Silvana
Hajwan Pontoh, anggota DPRD Sulawesi Selatan ini membeberkan kronologi
kejadian itu di kantor pusat Gerindra di Jakarta, Selasa 24 September
2013.
Menurut Chalik, kejadian itu berawal ketika dia bersama istrinya yang mengendarai Avanza silver melintas di Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar. Sekitar pukul 14.00, Selasa 17 September, Chalik yang akan belok kanan nyaris bersenggolan dengan Honda Freed silver yang ditumpangi Mega Violetta. Wanita yang tengah hamil muda ini bersama suaminya, Deri Fabian.
Karena tak ingin ambil risiko, kedua mobil ini pun berhenti bersamaan. "Mobil kami sudah mundur," katanya. "Saat itu yang bawa mobil istri saya, SIM saya sudah mati."
Namun, Deri yang marah dengan kejadian itu terus mencaci maki dengan bahasa kasar. Terpancing emosi, Chalik pun turun. Dan marah suami istri itu makin menjadi-jadi.
Sementara itu Silvana mengatakan, saat turun itulah suaminya diserang. "Suami saya hanya menangkis. Itu saja. Tak lebih," katanya. "Aneh, kok malah dituduh memukul."
Menurutnya apa yang dituduh kepada suaminya sama sekali tidak benar. Sebab itu, ia akan menuntut balik Mega.
Sekadar diketahui Chalik Suang dilaporkan ke polisi oleh Mega yang mengaku dipukul di wajah hingga mengalami patah tulang hidung. Wanita yang tengah mengandung itu melapor bersama suaminya.
Cerita versi korban, Mega Violetta, saat kejadian Chalik yang ditemani istri sedang mengemudikan mobil Avanza dan hendak keluar dari Perumahan Metro Tanjung Bunga.
Dari arah yang sama mobil milik Mega yang dikemudikan suaminya, Deri, berada di belakang mobil pelaku. Saat itu, dari arah berlawanan atau tepatnya dari arah gerbang Jalan Raya Metro Tanjung, sejumlah mobil antre hendak masuk ke perumahan tersebut sehingga terjadi kemacetan.
Saat itu, baik Mega dan Chalik yang terjebak macet tidak ada yang ingin mengalah dan saling ingin lebih dulu lewat.
Terjadilah adu mulut antara pelaku dengan suami Mega. Chalik akhirnya memukul kaca mobil korban dengan tangan. Karena dikuasai emosi, Chalik mendatangi korban dan langsung meninju hidungnya hingga berlumuran darah. (umi)
Menurut Chalik, kejadian itu berawal ketika dia bersama istrinya yang mengendarai Avanza silver melintas di Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar. Sekitar pukul 14.00, Selasa 17 September, Chalik yang akan belok kanan nyaris bersenggolan dengan Honda Freed silver yang ditumpangi Mega Violetta. Wanita yang tengah hamil muda ini bersama suaminya, Deri Fabian.
Karena tak ingin ambil risiko, kedua mobil ini pun berhenti bersamaan. "Mobil kami sudah mundur," katanya. "Saat itu yang bawa mobil istri saya, SIM saya sudah mati."
Namun, Deri yang marah dengan kejadian itu terus mencaci maki dengan bahasa kasar. Terpancing emosi, Chalik pun turun. Dan marah suami istri itu makin menjadi-jadi.
Sementara itu Silvana mengatakan, saat turun itulah suaminya diserang. "Suami saya hanya menangkis. Itu saja. Tak lebih," katanya. "Aneh, kok malah dituduh memukul."
Menurutnya apa yang dituduh kepada suaminya sama sekali tidak benar. Sebab itu, ia akan menuntut balik Mega.
Sekadar diketahui Chalik Suang dilaporkan ke polisi oleh Mega yang mengaku dipukul di wajah hingga mengalami patah tulang hidung. Wanita yang tengah mengandung itu melapor bersama suaminya.
Cerita versi korban, Mega Violetta, saat kejadian Chalik yang ditemani istri sedang mengemudikan mobil Avanza dan hendak keluar dari Perumahan Metro Tanjung Bunga.
Dari arah yang sama mobil milik Mega yang dikemudikan suaminya, Deri, berada di belakang mobil pelaku. Saat itu, dari arah berlawanan atau tepatnya dari arah gerbang Jalan Raya Metro Tanjung, sejumlah mobil antre hendak masuk ke perumahan tersebut sehingga terjadi kemacetan.
Saat itu, baik Mega dan Chalik yang terjebak macet tidak ada yang ingin mengalah dan saling ingin lebih dulu lewat.
Terjadilah adu mulut antara pelaku dengan suami Mega. Chalik akhirnya memukul kaca mobil korban dengan tangan. Karena dikuasai emosi, Chalik mendatangi korban dan langsung meninju hidungnya hingga berlumuran darah. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar