BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 24 September 2013

Pertama Kalinya, Menlu AS dan Iran Akan Bahas Isu Nuklir

Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

 New York - Untuk pertama kalinya, dua menteri luar negeri Amerika Serikat dan Iran akan menggelar pembicaraan terkait isu program nuklir Iran. Hal ini dianggap sebagai terobosan diplomatik karena hubungan diplomatik kedua negara terputus sejak Revolusi Islam tahun 1979 silam.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS John Kerry dan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif akan bergabung dengan negara-negara lain seperti Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia dalam sidang yang digelar di markas PBB di New York, AS. Demikian seperti dilansir AFP, Selasa (24/9/2013).

Kontak antara pejabat AS dengan pejabat Iran memang tergolong langka sejak tahun 1979 lalu. Kedua negara selalu terlibat adu argumen dan saling tuding, mulai dari soal isu nuklir hingga ancaman serangan AS ke negara Islam tersebut.

Bahkan meskipun Presiden Iran Hassan Rowhani telah menegaskan bahwa Iran tak pernah berniat menciptakan bom nuklir, AS dan sekutunya masih meragukan pernyataan tersebut. AS bahkan terang-terangan menyatakan menunggu tindakan nyata dari Iran untuk membuktikan keseriusan atas pernyataan tersebut.

Jadwal pertemuan antara Menlu Kerry dengan Menlu Zarif ini seolah membuka lembaran baru dalam hubungan diplomatik AS-Iran. "Pembicaraan ini mampu menunjukkan tingkat keseriusan dari menteri-menteri kami dan apakah mereka memiliki proposal yang konkret dan apakah ada unsur ofensif di dalamnya," ucap seorang pejabat senior AS.

Secara terpisah, Menlu Zarif memastikan jadwal pertemuan dengan AS melalui halaman Facebook-nya. Menurut Zarif yang mengenyam pendidikan di AS ini, pertemuan tersebut akan digelar pada Kamis (26/9) mendatang.

Menlu Zarif menuturkan dirinya sudah berbicara dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton khusus untuk membahas niat Iran melakukan perundingan dengan negara-negara lain terkait isu nuklir.

"Kerangka kerja konseptual demi mencapai solusi yang mampu menjamin hak setiap rakyat Iran dan akan menarik sanksi. Ini menjadi bukti bahwa dia menanggapinya secara positif," imbuhnya.

Pekan ini, Presiden Rowhani bertolak ke New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB.

Tidak ada komentar: