Fajar Pratama - detikNews
Jakarta - Ketua KPK Busyro Muqoddas menilai saat ini terjadi krisis penegakan hukum, terutama terkait pemberantasan korupsi. Dia menilai untuk keluar dari situasi sulit ini, kesadaran masyarakat sipil memegang peran penting.
"Kami memilih acara peringatan hari antikorupsi internasional dengan pendekatan seni dan budaya, bukan tanpa alasan," tutur Busyro dalam pidatonya dalam peringatan hari antikorupsi internasional yang digelar di kantor KPK, Jl Rasuna Said, Jaksel, Jumat (9/12/2011).
"Pendekatan ini dipilih karena proses penguatan negara hukum, penguatan demokrasi, dan penegakan hukum, tengah mengalami krisis. Di sini pendekatan budaya menjadi penting karena perlunya kesadaran masyarakat sipil," sambung mantan Ketua KY ini.
Pendekatan Budaya, sambung Busyro, dipilih karena budaya terdiri dari dua unsur pokok: hati nurani dan akal budi. Dua poin inilah yang menjadi hal penting untuk mendukung penegakan hukum.
"Dengan hati nurani, artinya tidak bisa ditipu. Begitu juga dengan akal budi. Pemberantasan korupsi tidak hanya bisa dilakukan oleh polisi, jaksa dan KPK saja, tapi juga masyarakat secara luas," ujarnya.
Konferensi pers dalam rangka hari antikorupsi sedunia ini dihadiri oleh Ketua KPK Busyro Muqoddas, Wakapolri Komjen Nanan Sukarna, serta perwakilan PPATK, Kejaksaan Agung, Setwapres dan dari UNODC. Konferensi pers ini bertemakan: Berani, Jujur dan Hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar