BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 18 Desember 2014

Kapten Suwanto Tak Menyangka Berhadapan dengan Penyandera

TRIBUNNEWS.COM,GRESIK - Tidak pernah terbayang bagi Kapten Suwanto, bila Rabu (17/12/2014) pagi dirinya bakal berhadapan dengan seorang penculik anak SD.   
Apalagi penculiknya sampai berani masuk Halaman Makodim 0817 Gresik di Jl RA Kartini, tempat Kapten Suwanto berdinas sebagai Perwira Seksi Personalia (Pasipers).
Dihadapan para wartawan, perwira berkumis ini menceritakan detik-detik terakhir sebelum pelaku, yang diduga tengah stres berat, ditembak mati anggota Satreskrim Polres Gresik.
Saat itu pelaku datang ke Makodim dengan menyekap sandera Zahri Yani Putri Agustina (9), siswi SDN Sidokumpul II yang juga warga Dewi Sekardadu  RT 03 Kelurahan Ngagorsari Kecamatan Kebomas dengan ancaman sebuah pisau di dada korban sandera, minta dipertemukan dengan Dandim 0817 Gresik Letkol Awang.
Oleh Suwanto, yang saat itu mengaku sebagai Dandim, pelaku dilobi lalu diajak bicara di ruang kerjanya.
Tidak lama kemudian, datang Wakapolres Gresik Kompol Alfian yang berpakaian preman, menawarkan diri mengantar pelaku asalkan  korban sandera dibebaskan dulu.
Pelaku yang mengetahui identitas Kompol Alfian adalah polisi, tetap meminta Kapten Suwanto mengantar ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Ketika sudah deal minta diantar ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan alasan hendak pulang ke Lombok Timur, Kapten Suwanto menyopiri sendiri mobil dinas patroli Kodim berupa Toyota Kijang.
"Karena mobil patroli, jadi belakangnya terbuka berupa bangku panjang untuk anggota patroli. Saat pelaku naik dengan membekap korban, saya langsung mengunci pintu sebelah kiri termasuk kaca jendelanya saya kunci dari pintu saya," ujar Suwanto.
Sesamapai di Jl Veteran, atau beberapa meter sebelum perempatan TL, pelaku tiba-tiba merobah rencana minta di antar ke Kota Malang dengan alasan ada saudaranya di sana.
Mendengar itu, Kapten Suwanto menolak dengan alasan terlalu jauh.
Akhirnya, Suwanto menawarkan pelaku untuk menelpon dulu keluarganya yang di Malang. Karena pelaku tidak membawa ponsel, Kapten Suwanto menawarkan ponselnya ke pelaku.
"Saat itu, mobil tengah berhenti karena lampu merah," ujar Kapten Suwanto.
Saat pelaku menerima ponsel dari Kapten Suwanto, dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya masih memegang pisau yang diarahkan ke dada Agustina, dengan sigap Katpen Suwanto berusaha menarik korban, dengan cara tangan kanan dan kirinya melingkar di leher korban dengan tujuan agar tidak terkena pisau pelaku.
"Asumsi saya, kalau kena pisau biar tangan saya saja yang kena jangan dada korban," ujarnya.
Begitu terjadi tarik menarik antara Kapten Suwanto dengan pelaku, anggota Kodim lainnya yang membuntuti mobil tersebut langsung berusaha menarik korban yang berada di tengah-tengah.
Begitu korban berhasil diselamatkan, polisi yang juga ikut menguntit mobil langsung mendekat dan menembak korban tepat di kepala dan dada hingga tewas seketika di tempat kejadian. (san)

Tidak ada komentar: