JAKARTA – Kalangan media
diminta melakukan revolusi mental dalam menjalankan tugas sehari-hari
sebagai penerang kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satunya adalah
dengan menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi dan
golongan, bahkan kepentingan pemilik media.
Hal itu disampaikan Presiden Komisaris
SCTV, Eddy K Sariastmadja saat berdialog dengan Dewan Pers, Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) dan Panitia Hari Pers Nasional (HPN) 2016 di
kantornya, lantai 22, SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, Senin (9/11).
“Pers bertugas mentransformasi kehidupan
kita dari keburukan menjadi kebaikan,” kata Sariaatmadja yang dalam
kesempatan itu didampingi Wakil Preskom SCTV Maria Suryani Zaini dan
Presiden Direktur SCTV Sutanto Hartono.
Menurut Sariaatmadja, belakangan ini kerap
ditemukan karya jurnalistik yang terlalu vulgar, kontraproduktif dan
malah merusak kehidupan pribadi tertentu. Belum lagi, ada produk
jurnalistik yang dipengaruhi euphoria dan pesan sponsor.
“Pemilik media seharusnya tidak berpolitik apalagi punya partai politik,” ujar Eddy K Sariaatmadja lagi.
Ketua Umum PWI Margiono mengatakan, kritik
yang disampaikan Eddy K Sariaatmadja beralasan dan dapat dipahami.
Fenomena seperti yang disampaikan Sariaatmadja memang terjadi. Karena
itu pula, sambung Wakil Ketua Dewan Pers ini, sejak beberapa tahun
belakangan masyarakat pers Indonesia menggalakkan uji kompetensi
wartawan untuk meningkatkan kualitas karya jurnalistik.
“Pekerjaan kita memang tidak ringan, kita
harus menanamkan semangat perubahan ke arah yang lebih baik di tengah
masyarakat, di saat bersamaan juga menanamkan semangat yang sama di
kalangan pers Indonesia,” ujarnya.
Adapun Penasihat PWI Sofyan Lubis
mengatakan, wartawan wajib memegang teguh Kode Etik Jurnalistik dalam
menjalankan tugas harus meluruskan niat dalam menjalankan tugasnya yakni
untuk kepentingan umum dan masyarakat luas.(fas/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar