Pewarta: Zubi Mahrofi
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat 53 poin menjadi Rp13.566
dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.619 per dolar AS.
"Laju nilai tukar rupiah mampu mengalami kenaikan seiring dengan
adanya intervensi dari Bank Indonesia," kata Kepala Riset NH Korindo
Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Selain itu, lanjut dia, penguatan rupiah seiring dengan sentimen
positif yang dtaang dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang
menargetkan realisasi investasi pada 2016 menembus angka Rp600 triliun
atau meningkat sekitar 15 persen dibandingkan tahun 2015.
"BKPM optimistis, pada tahun ini realisasi investasi bakal
melampaui target yang telah ditetapkan sebesar Rp519,5 triliun. Nilai
investsi yang lebih baik itu menandakan fundamental perekonomian
Indonesia ke depan masih akan tumbuh sehingga mengangkat nilai tukar
domestik," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, penguatan nilai tukar rupiah masih
cenderung terbatas menyusul sentimen dari kenaikan suku bunga acuan bank
sentral Amerika Serikat pada Desember 2015 masih kuat.
"Kami sarankan untuk tetap mewaspadai adanya potensi pembalikan
arah bagi mata uang rupiah karena belum sepenuhnya ditopang oleh
sentimen positif dari eksternal," katanya..
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa mata uang
rupiah secara umum masih berada pada tren mendatar di tengah penguatan
dolar AS di pasar global, situasi itu menandakan faktor internal mulai
mengambil peran lebih untuk menahan guncangan eksternal.
Di sisi lain, lanjut dia, penurunan cadangan devisa pada Oktober
2015 ini menunjukan adanya usaha Bank Indonesia menjaga stabilitas
rupiah. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Oktober 2015 tercatat
sebesar 100,7 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan posisi
akhir September 2015 sebesar 101,7 miliar dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar