JAKARTA - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) membentuk Tim Pelaksana Evaluasi
Pelayanan Publik Tertentu. Tim ini dibentuk dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik.
MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi menjelaskan, Presiden Joko Widodo
mencanangkan tahun 2015 sebagai tahun pelayanan publik dengan semangat
revolusi mental. Ada dua sasaran yaitu memperbaiki sumber daya aparatur
dan memperbaiki lembaga-lembaga pemerintah dalam hal melayani
masyarakat.
"Apabila dua-duanya yaitu SDM aparatur diperbaiki menjadi baik dan
institusi pemerintahnya melayani dengan baik maka titik temunya adalah
kepuasan masyarakat dan kepercayaan masyarakat. Karena yang melayani
adalah aparatur, maka menjadi tanggungjawab Menpan sebagai
penanggungjawab pembinaan dan pengawasan aparatur dari pelaksanaan
pelayanan publik," kata Menteri Yuddy kepada pers di Jakarta, Senin
(9/11).
Yuddy mengatakan, birokrat saat ini sudah tidak bisa lagi menjadi bos
tetapi harus menjadi pelayan. Itu merupakan bagian dari konsep revolusi
mental, yaitu dengan mengubah pola pikir aparatur yang semula di atas
kedudukan dan jabatannya, kini harus sejajar dengan rakyat.
"Siapa yang harus direvolusi mental? Pertama, jajaran pemimpin karena
jika pemimpin memberikan contoh baik maka anak buahnya juga akan
mencontoh. Kedua, institusi kan banyak banget, mulai dari pemerintah
pusat sampai dengan kota. Nah, yang mau kita perbaiki terlebih dahulu
adalah yang berkaitan dengan masyarakat," beber Yuddy.
Yuddy mengatakan, fokus evaluasi pelayanan publik saat ini adalah
pada pelayanan yang banyak aktivitas dan perputaran duit. Sebab,
aktivitas ekonomi merupakan faktor kunci pertumbuhan dan peningkatan
kesejahteraan rakyat.
Ada tujuh pelabuhan udara yang menjadi fokus tim evaluasi yaitu
Bandara Soekarno Hatta di Jakarta, Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali,
Bandara Kualanamu di Meda, Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Hang
Nadim di Batam, Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Bandara
Adisucipto di Yogyakarta, dan Bandara Achmad Yani di Semarang.
Kemudian, lima pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Tanjung Priok di
Jakarta, Batam Center di Batam, Belawan di Medan, Tanjung Emas Semarang,
dan Tanjung Perak di Surabaya.
"Tim yang bertugas dalam evaluasi ini yaitu para deputi dan staf khusus yang bertanggungjawab. Jadi ada role model
kotanya, ada juga pelayanan publik utama yang menjadi lokomotifnya. Itu
semua berjalan secara simultan. Saya menargetkan sekaligus yakin, 6
bulan ke depan lebih baik lagi karena kita kontrol terus," kata Yuddy.
Yuddy meminta masyarakat turut serta dalam memberikan informasi dan
laporan jika ada pelayanan publik yang kurang baik. Hal ini bisa menjadi
bahan untuk perbaikan ke depan. Kemudian, dia juga meminta agar media
membantu sosialisasi kebijakan dan langkah-langkah yang dilakukan
pemerintah dalam memperbaiki pelayanan publik ini.
"Sehingga kalau ada apa-apa mereka bisa memberikan pengawasan dan
informasi. Kalau dibaca oleh aparatur, artinya dia menerima instruksi
secara langsung kalau dia mau berbenah diri. Jadi sosialisasi sangat
penting melalui media," pungkasnya. (esy/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar