Jpnn
BATAM - Ketenangan di
Hotel Rasinta, Batam, terusik, Kamis (12/11) pagi. Di bawah komando
Direktur Direktorat Reserse Narkoba Polda Kepri, Kombes Pol Wiyarso,
sekitar 40 polisi bersenjata mendatangi hotel tersebut kemarin pagi.
Para polisi berpakaian sipil itu menyusuri
tiap lorong yang ada. Setiap orang yang ditemui, langsung diamankan.
Tak hanya itu, polisi kemudian mulai merangsek masuk ke dalam
kamar-kamar yang ada di dalam hotel itu. Sehingga beberapa orang yang
masih terlelap, setelah berpesta pada malamnya menjadi kaget dengan
kehadiran pihak kepolisian.
"Kami mulai penggerebekan ini sejak pukul
09.00, namun sudah kami intai beberapa waktu," kata Kombes Pol, Wiyarso
seperti dikutip dari batampos.co.id (JPNN.com Group), Kamis (12/11).
Ia menuturkan tiap kamar ditemukannya ada
orang, langsung diamankan. Lalu beberapa petugas yang sudah siaga,
langsung melakukan tes. "Bila garisnya alat tes ini dua, berarti
negatif. Namun bila satu garis saja, dipastikan positif," ucap salah
satu petugas yang berjaga ditempat tes urine.
"Ini akan terbaca bagi pengguna yang baru
saja menggunakan narkoba, namun yang sudah lama harus dengan tes darah.
Namun kami hanya tes urine saja," jelas petugas itu.
Satu persatu orang yang berada dalam kamar
hotel itu, dibawa ke tempat tes urine dilaksanakan. Kebanyakan
orang-orang yang diamankan itu, dalam kondisi uring-uringan. Dan masih
dalam kondisi yang setengah sadar. Ada berkilah sebagai pengguna
narkoba, namun saat alat tes menunjukan hasilnya positif. Pria kurus
dengan menggunakan baju kuning itu, hanya bisa tertunduk.
Tapi ada juga yang langsung mengaku
menggunakan narkoba. "Iya pak saya make semalam," ucapnya pria yang
sehari-hari bekerja sebagai petugas parkir tersebut.
Tiap orang yang positif, langsung
dipisahkan dari orang yang negatif. Pengguna yang positif tak banyak
berkata, hanya bisa diam dan sembari melihat kiri kanan. Ada juga yang
masih memulihkan kesadarannya.
Namun kehebohan terjadi, begitu Direktur
Ditresnarkoba Wiyarso mengapit salah seorang pria yang menggunakan
singlet putih dan celana putih. Kondisi pria itu, masih belum sadar
sepenuhnya. Ia memohon-mohon pada Wiyarso. Pria yang diketahui merupakan
polisi berpangkat kompol ini, terkencing-kencing di celana saat diseret
oleh Wiyarso.
"Tolonglah bang, tolong," ucapnya.
Namun perkataan pria ini dijawab dengan
senyum oleh Wiyarso, dengan lembut ia meminta kepada Irvan agar berjalan
ke tempat tes. Sebab bila Irvan tak berbuat apa-apa, maka hasilnya akan
negatif.
Pria yang pernah menjabat sebagai kasat
reskrim Polres Karimun ini, tak bisa berbicara banyak lagi begitu
beberapa wartawan menyorotkan kamera kepada dirinya.
Irvan dipisahkan dari beberapa orang yang
diamankan sebelumnya. Tak lama berselang, Kabid Propam Polda Kepri AKBP
Naek Pamen Simanjuntak langsung menghampiri Irvan. Dan menanyakan maksud
dan tujuannya kenapa berada di situ. Namun Irvan hanya bisa diam, dan
tak banyak bicara.
Lalu Simanjuntak meminta kepada petugas,
untuk segera melakukan tes terhadap Irvan. Namun saat tes ini, Irvan
berulah. Ia memasukan plastik air kemasan dalam celana dalamnya. Dan
saat diminta untuk mengeluarkan air seninya, Irvan malah menuangkan air
mineral yang sembunyikan dalam celana dalamnya.
Ulah Irvan ini, membuat Kabid Propam
tersebut menjadi jengkel. Ia meminta Irvan melakukannnya dengan benar.
Setelah berapa lama, akhirnya Irvan bisa buang air kecil.
Petugas pengecekan, langsung memasukan
alat tes ke dalam air seni Irvan yang ditampung dalam gelas plastik.
Garis di alat tes itu, perlahan-lahan naik. Dan alat tes menunjukan satu
garis saja, artinya positif. "Ini bisa inex atau sabu," celetuk salah
satu petugas.
Mendengar hal tersebut Kabid Propam langsung menyuruh anggotanya untuk mengamankan Irvan.
Namun saat Irvan akan digelandang ke
Mapolda Kepri, untuk dimintai keterangan lebih lanjut ia memberontak. Ia
juga mengeluarkan kata-kata yang tak mengenakan. Tak hanya itu, ia juga
melawan Direktur Ditresnarkoba Kombes Pol Wiyarso. Setelah
dibujuk-bujuk, akhirnya Irvan menyerah dan mau dibawa ke Mapolda Kepri.
Sementara itu, ajudan Irvan yang berpangkat brigadir telah lebih dahulu dibawa anggota Propam Polda Kepri.
Kegaduhan pagi itu di Hotel Rashinta, tak
terlalu menarik perhatian masyarakat. Sebab hotel tersebut tak banyak
dikunjungi masyarakat. Dari penuturan masyarakat sekitar, tak ingin
masuk ke sana.
"Itu kan markasnya ormas, jadi tak pernah
tahu apa yang ada dalam sana," ujar salah satu pedagang yang berjualan
di depan Hotel Rasinta.
Hotel yang terlihat tua dan sudah rapuh
ini. Benar-benar tempat yang cocok bagi para pemakai narkoba, sebab tak
akan ada yang mau masuk atau sekadar mengintip ke dalamnya. "Jangankan
masuk, untuk mengintip saja gak mau saya pak," lanjutnya. (ska)
Direktorat Reserse Narkoba Polda Kepri
menggerebek kawasan Hotel Rashinta yang berada di Komplek Nagoya City
Walk, Kamis (12/11) pagi. Kawasan ini dinilai sebagai salah satu lokasi
yang rawan dengan peredaran narkotika.
Penggrebekan yang dipimpin Dirnarkoba
Polda Kepri, Kombes Wiyarso langsung menyisir rumah-rumah yang berada di
belakang hotel. Hasilnya, 25 orang diamankan dan seluruhnya menjalani
tes urine.
Dari 25 orang tersebut, 20 orang
dinyatakan positif mengkonsumsi narkoba. Mereka terdiri dari 17 orang
pria dan 3 orang wanita. Bahkan, satu diantara pria yang dinyatakan
positif merupakan Perwira Polda Kepri berinisial IS. Ia tertangkap
tangan membawa alat hisap sabu (bong).
Polisi juga mengamankan beberapa senjata tajam (sajam), timbangan, alat hisap sabu (bong) serta alat kontra sepsi.
"Lokasi ini disinyalir ada peredaran
narkoba. Setelah dicek kebenarannya, kita lakukan penggrebekan," ujar
Wiyarso usai penggrebekan.
Ia mengatakan seluruh pengunjung yang
positif mengkonsumsi narkoba akan diserahkan kepada Badan Nasional
Narkotika (BNN) Provinsi Kepri untuk menjalani pemeriksaan.
"Kalau hanya positif tanpa barang bukti kita serahkan ke BNN. Apakah direhabilitasi atau tidak," tuturnya.
Wiyarso menambahkan pihaknya masih
melakukan penyelidikan terhadap para pengedar narkotika di wilayah
tersebut. "Kita akan selidiki dari mana barangnya masuk. Kalau ada yang
positif (pengguna, red) tentu ada barangnya," terangnya.
Ia menjelaskan penggrebekan itu dalam
rangka operasi antik atau operasi khusus pemberantasan narkotika.
Operasi dilakukan selama 2 pekan hingga 15 November mendatang. "Operasi
ini termasuk pencegahan dengan mengawasi di pelabuhan," terangnya.
Selama operasi antik tersebut dilakukan,
Ditres Narkoba Polda Kepri sudah mengamankan ratusan orang yang positif
mengkonsumsi narkoba. Ditambah dengan beberapa barang bukti berupa sabu
dan daun ganja.
"Sudah ratusan yang diamankan. Tapi kita fokus kepada pencegahan," tegas Wiyarso.
Wiyarso sendiri enggan berkomentar terkait
keberadaan IS di lokasi. Namun, situasi sempat menegang saat IS
digiring menuju Mapolda Kepri. Perwira satu melati itu menolak dan
enggan mengikuti perintah Dirnarkoba.
"Diduga memang anggota polisi. Tapi biar nanti sama Kabid Propam saja," tutup Wiyarso. (opi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar