BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 01 Desember 2014

FITRA Tuduh Jokowi Bohongi Rakyat Soal Minyak Angola

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur FITRA, Uchok Sky Khadafi mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membohongi rakyat dengan menyebutkan jika Indonesia membeli minyak mentah ke negara Angola, Indonesia akan mendapat diskon sekitar 25 persen.
"Dari surat terakhir kesepakatan itu, Angola mematok harga minyaknya sama dengan harga minyak pasaran internasional," kata Uchok  dalam diksusi politik 'Prospek Migas Nasional di Bawah Direksi Baru Pertamina' di kawasan Tebet, Jakarta, Minggu (30/11/2014).
Dirinya menambahkan, bila memang Indonesia dapat diskon dari negara Afrika tersebut, Uchok menantang Jokowi untuk beli minyak sebanyak-banyaknya. Selain itu, Uchok mengungkapkan, kerjasama ekonomi antara Indonesia dengan Angola telah terjalin, tentunya hal itu akan dimanfaatkan oleh mafia migas meraih keuntungan.
"Kalau benar diskon, beli dong minyak yang banyak, terus disimpan di kilang-kilang minyak internasional," katanya.
Ditempat yang sama Direktur IPI, Karyono Wibowo mengatakan pemerintah harus hati-hati terkait kerjasama yg belum pasti terjadi. Itu bisa jadi pembohongan publik.
"Menteri Sudirman Said dan Rini harus hati-hati mengatakan kerjasama minyak ke masyarakat sebelum ada kepastian legal, sebaiknya jangan dibuka ke publik dulu," ujarnya.
Karyono mengatakan, jika  pernyataan tidak sesuai dengan fakta, maka masyarakat akan menilai ada kebohongan publik. Padahal itu hanya bagian dari pencitraan
"Sebagai ketua tim reformasi tata kelola migas, Faisal Basri harus berani usut pembohongan publik yg dilakukan menteri ESDM, Rini soemarno," katanya.
Untuk diketahui, respons teknis Senangol Asia per tanggal 20 November 2014 dalam menjawab surat Pertamina, per tanggal 18 November 2014 mengenai 'Counter To The Proposed Contractual Volume 2015'.
Isi surat itu mengungkapkan bahwa Sonangol secara tegas menjawab permintaan Pertamina mengenai diskon 15 dolar dari setiap barel yang dibeli Pertamina tidak dapat diberikan dan masih mengacu ke normal-market price.
Meski sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan kalau pemerintah Indonesia bisa bekerja sama dengan Sonangol karena harga dari Sonangol lebih murah 15 dolar per barel, sehingga ada penghematan hingga 25 persen untuk impor crude oil.

Tidak ada komentar: