Oleh: Indra Hendriana
INILAHCOM, Jakarta - Penetapan hasil rekapitulasi Pemilu
presiden 9 Juli 2014 kemarin dinilai banyak kecurangan dan ditemukan
indikasi kecurangan. Hal itu terlihat langkah KPU yang tetap memaksakan
proses rekapitulasi hitung suara.
Penegasan tersebut
disampaikan Ketua Umum Jendral Soedirman Center, H. Bugiakso melaui
pesan singkat. Menurut Bugi, Bawaslu telah merekomendasikan KPU untuk
melakukan pemilihan ulang di ribuan TPS di beberapa kota dan kabupaten
di Indonesia.
"Hasil pilpres yang penuh kecurangan masih juga
dipakasakan untuk diumumkan KPU yang dapat menimbulkan pertanyaan
mengapa KPU bersikap berpihak pada kandidat nomor 2 yaitu Jokowi," kata
Bugiakso di Jakarta, Rabu (30/7/2014).
Karena itu, Bugiakso
melanjutkan saat ini masyarakat hanya dapat berharap kepada Mahkamah
Konstitusi untuk membawa keadilan dalam proses pemilu presiden sekarang.
"Mengingat
pemilih Prabowo mewakili lebih dari 50 persen pemilih Indonesia menurut
tabulasi Jendral Soedirman Center, maka persatuan Indonesia bisa
direkonsiliasi bilamana ada keadilan dalam proses pilpres yang jujur dan
adil," ujarnya.
Dengan demikian, tanpa proses yang jujur dan
adil serta bisa diterima oleh masyarakat, maka sulit akan ada
rekonsiliasi nasional yang dapat mewujudkan persatuan bagi seluruh
rakyat Indonesia usai pemilu presiden 2014.
"Politik Indonesia
akan berada dalam ketidak stabilan jangka pendek maupun bisa berakibat
jangka panjang bila nilai-nilai keadilan tidak terwujud," tutup
Bugi.[ris]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar