Yohannie Linggasari - detikNews
Jakarta -
Capres Prabowo Subianto menggelar jumpa pers setelah mengadakan
rapat dengan tim pemenangannya di Rumah Polonia. Secara mengejutkan, dia
menolak pelaksanaan Pilpres 2014 karena dinilainya banyak kecurangan
dan tidak demokratis.
Prabowo berpidato sambil berdiri. Sejumlah
politisi pendukungnya berdiri di belakangnya antara lain MS Kaban, Akbar
Tandjung, Aburizal Bakrie, Suryadharma Ali, Sekjen PAN Kurniawan, dan
Mahfud Md, dll. Hatta Rajasa yang sejak rapat digelar tidak muncul, juga
tidak terlihat hingga pidato Prabowo berakhir.
Berikut pidato
Prabowo yang disampaikan dengan nada berapi-api di Rumah Polonia, Jl
Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Selasa (22/7/2014) pukul 14.00 WIB:
Baru
saja kami dari pimpinan Koalisi Merah Putih melaksanakan suatu tinjauan
terhadap perkembangan situasi yang dihadapi negara dan bangsa kita.
Terutama tentang hasil pelaksanaan Pilpres 2014.
Saudara-saudara
sekalian, kami Koalisi Merah Putih mengikuti langkah-langkah dalam
rangka menjalani demokrasi dengan sepenuh hati, dengan penuh keikhlasan,
dengan penuh semangat, dengan penuh niat menghormati kedaulatan rakyat
yaitu menghormati bahwa rakyat Indonesialah yang harus memiliki
kekuasaan dan menentukan nasibnya sendiri.
Kita yang di
belakang saya adalah pejuang-pejuang demokrasi. Hampir semua pemimpin
politik di belakang saya dulu ikut demonstrasi, ikut mempertaruhkan
nyawa untuk demokrasi. Saya walaupun di TNI, saya termasuk perwira muda
yang mendorong terbentuknya demokrasi. Dari sejak saya usia muda, saya
dan rekan saya mempertaruhkan jiwa dan raga demi kepentingan rakyat
bangsa Indonesia. Kalau kita hanya mencari hidup enak dan hidup nyaman
saya kira kami tidak perlu lagi berjuang di bidang politik.
Demokrasi
artinya rakyat berkuasa. Wujud dari demokrasi adalah pemilihan. Dan
esensi pemilihan adalah pemilihan yang jujur, adil, bersih. Kalau di TPS
yang berhak memilih 300 orang, sedangkan yang datang 800 orang, itu
berarti tidak jujur, tidak adil, dan tidak bersih. Kalau ada pejabat
yang mencoblos puluhan dan ratusan surat suara itu tidak demokratis.
Tim hukum kami, saksi kami, dari belasan provinsi, telah melaporkan
kecurangan-kecurangan yang luar biasa. Dari Papua saja, ada 14 kabupaten
yang tidak pernah melaksanakan pencoblosan apapun.
Di
DKI ada 5.800 TPS yang oleh Bawaslu sudah direkomendasikan untuk pemilu
ulang tapi tidak digubris KPU. Di Jatim, demikian juga, 6 kabupaten
direkomendasikan.
Saudara-saudara sekalian, dengan
demikian, kami capres cawapres Prabowo Subianto - Hatta Rajasa,
mengambil sikap tentang rekapitulasi suara KPU.
Izinkan
saya menyampaikan apa yang telah menjadi hasil rapat Timkamnas
prabowo-hatta terhadap pelaksanaan Pilpres 2014. Mencermati proses
pelaksanaan pilpres yang diselenggarakan oleh KPU, kami menemukan
beberapa hal yang memperlihatkan cacatnya proses Pilpres 2014 sehingga
hilang hak-hak demokrasi rakyat Indonesia. Antara lain:
1.
Proses pilpres 2014 yang dilaksanakan KPU bermasalah, tidak demokratis
dan bertentangan dengan UUD 1945. Sebagai pelaksana, KPU tidak adil dan
tidak terbuka. Banyak aturan main yang dibuat justru dilanggar sendiri
oleh KPU.
2. Rekomendasi Bawaslu terhadap segala kelalaian dan penyimpangan di lapangan di berbagai wilayah di Tanah Air, diabaikan KPU.
3.
Ditemukan sejumlah tindak pidana kecurangan pemilu oleh penyelenggara
pemilu dan pihak asing dengan tujuan tertentu. Hingga pemilu jadi tidak
jujur dan tidak adil
4. KPU selalu mengalihkan masalah ke MK, seolah-olah segala keluhan
dari tim Prabowo-Hatta merupakan sengketa yang harus diselesaikan oleh
MK, padahal sumber masalahnya ada dalam internal KPU.
5. Telah terjadi kecurangan yang masif, terstruktur, dan sistematis pada pelaksanaan pemilu 2014.
Atas
pertimbangan di atas, maka kami capres cawapres Prabowo-Hatta sebagai
pengemban suara dari rakyat sesuai pasal 1,2,3 UUD 1945 akan menggunakan
hak konstitusional kami yaitu menolak pelasanaan pilpres yang cacat
hukum.
Dengan demikian kami menarik diri dari proses
yang sedang berlangsung. Kami tidak bersedia mengorbankan mandat yang
diberikan rakyat dipermainkan dan diselewengkan.
Kami
siap menang dan siap kalah dengan cara yang demokratis dan terhormat.
Kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah memilih kami, kami minta
untuk tetap tenang karena yakinlah kami tidak akan diam dan membuat hak
demokrasi kami tercerderai.
Dengan demikian kami juga
menginstruksikan kepada saksi-saksi Prabowo-Hatta di KPU untuk tidak
melanjutkan proses tersebut. Kami menambahkan bahwa kami tetap meminta
pendukung kami agar selalu tenang, akan berjuang di atas landasan
konstitusi, hukum, di atas asas, tidak menggunakan kekerasan apa pun.
Kita
yakin yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah. Kami yakin
Allah, Tuhan YME berada di pihak yang benar. Dalam kehidupan berbangsa
ada kalanya kita harus bersikap manakala kita melihat ketidakbenaran,
ketidakadilan, ketidakjujuran, perampokan hak-hak warga negara,
pemerkosaan terhadap hak-hak konstitusi warga negara Indonesia. Kita
harus mengambil sikap. Pilihannya jelas, kami memilih membela kebenaran.
Kami tetap menggarisbawahi seluruh pendukung kami tetap rapat dalam
barisan, tenang, dan jangan terpancing menggunakan hal-hal yang tidak di
atas damai. Kita hanya akan menggunakan cara-cara damai untuk
memperjuangkan hak rakyat kita.
Jakarta 22 Juli 2014
Atas nama capres-cawapres nomor urut 1
ttd
Prabowo Subianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar