Ray Jordan - detikNews
Jakarta -
Capres nomor urut 1 Prabowo Subianto menolak pelaksanaan pemilihan
presiden dan wakil presiden 2014 karena diangggap curang dan tidak
demokratis. Capres nomor urut 2 Jokowi bingung di mana bagian kecurangan
yang dibilang masif.
"Sekarang kan semua transparan, terbuka,
C1 bisa diunggah, semua orang bisa melihat. Ini saya kira sebuah pemilu
yang sangat terbuka, bisa dikontrol oleh semua, relawan dan organisasi
apapun dan kita harus mengapresiasi itu," kata Jokowi di Waduk Pluit,
Jakarta Utara, Selasa (22/7/2014).
Selain itu, Pilpres 2014,
jelas Jokowi, diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan
banyak saksi, panitia pemilu dan sebagainya. Dugaan kecurangan, juga
sudah dilakukan pemungutan suara ulang (PSU).
"Ini Pilpres
diselenggarakan oleh KPU yang melibatkan juga saksi-saksi jutaan
banyaknya, juga KPPS yang jutaan banyaknya. Kalau ada kekurangan,
sedikit-sedikit, saya kira kita maklum. Tapi kalau yang masif itu
seperti apa, saya tidak ngerti. Kan kemarin juga sudah diulang (di
bebeberapa TPS)," imbuhnya.
Dari beberapa informasi yang
didapatnya, Jokowi mendengar 90% rakyat Indonesia puas karena baru
sekarang Pilpres ada keterbukaan. "Semua orang bisa cek, bisa lihat,"
lanjut dia.
Soal pesaingnya dalam Pilpres yang mundur, Prabowo Subianto, Jokowi mengatakan, "Biasa saja".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar