BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 25 Februari 2014

Mengenal John Lie yang akan Jadi Nama Kapal Sekelas KRI Usman Harun

Jakarta - 3 KRI Multi Light Role Fregate (MLRF) buatan Inggris akan dinamakan KRI Bung Tomo, KRI Usman Harun, dan KRI John Lie. Belum banyak yang mengetahui sosok dan kiprah John Lie. 

Selama ini, bila kita berbicara tentang sejarah Angkatan Laut, yang tertulis di buku-buku sejarah cuma mengenai heroisme Komodor Yos Sudarso dalam pertempuran di Laut Aru. Yang paling mutakhir, Kopral Usman dan Serda Harun yang dihukum gantung di Singapura pada Oktober 1968 yang mencuat karena namanya disoal Singapura menjadi nama KRI. 

Padahal, pada era perang kemerdekaan, ada prajurit yang kiprahnya spektakuler, yakni John Lie Tjeng Tjoan, yang kemudian berganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma.

Entah karena masih keturunan Tionghoa atau sebab lain, namanya baru ramai diperbincangkan sekitar lima tahun lalu. Lelaki kelahiran Manado, 11 Maret 1911, dan wafat pada 1988 itu akhirnya mendapat gelar pahlawan nasional serta Bintang Mahaputera Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 November 2009. 

“Om John Lie berasal dari keluarga kaya di Manado. Ayahnya (Lie Kae Tae) pemilik perusahaan pengangkutan Vetol (Veem en transportonderneming Lie Kay Thai),” kata Rita Tuwasey Lie, keponakan John Lie, kepada Majalah Detik, Rabu (29/1/2014) lalu.

Menginjak usia 17 tahun, Rita melanjutkan, John Lie kabur ke Batavia karena ingin menjadi pelaut. Di kota ini, sembari menjadi buruh pelabuhan, ia mengikuti kursus navigasi. Setelah itu John Lie menjadi klerk mualim III pada kapal Koninklijk Paketvaart Maatschappij, perusahaan pelayaran Belanda. Pada 1942, John Lie bertugas di Khorramshahr, Iran, dan mendapatkan pendidikan militer.

Ketika Perang Dunia II berakhir dan Indonesia merdeka, dia memutuskan bergabung dengan Angkatan Laut
“Oleh Mas Pardi (Kepala Staf Umum TKR Laut, Laksamana Muda Mas Pardi), meski berpengalaman internasional, waktu itu John Lie diberi pangkat terendah. Tapi dia tidak mempersoalkan itu karena dia cuma ingin mengabdi kepada bangsanya,” kata Didi Kwartanada, PhD, dari Yayasan Nation Building (Nabil).

John Lie mengawali tugas di Cilacap, Jawa Tengah. Dia memimpin misi menembus blokade Belanda guna menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya. Daerah operasinya meliputi Singapura, Penang, Bangkok, Rangoon, Manila, dan New Delhi. Atas keberanian dan keberhasilannya memimpin misi, pangkatnya dinaikkan menjadi mayor. 



Tidak ada komentar: