BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 26 Februari 2014

Tembak Demonstran, Polisi Anti-Huru-hara Ukraina Berlutut Minta Maaf

VIVAnews - Ada sebuah pemandangan yang tidak biasa terjadi di kota Lviv, Ukraina. Beberapa polisi antihuruhara atau yang disebut Berkut, tengah berlutut dan memohon maaf.

Itu dilakukan atas kesalahan rekan mereka yang telah menembak dan memukuli demonstran antipemerintah dalam pembantaian di Ibu Kota Kiev akhir-akhir ini. 

Dilansir dari laman Dailymail, Selasa 25 Februari 2014, para polisi tersebut meminta maaf di atas panggung di depan pengunjuk rasa pro Uni Eropa. Sayangnya, permohonan maaf itu ditanggapi sinis oleh pengunjuk rasa. 

"Saya meminta kalian semua untuk memaafkan kami. Untuk mengenang mereka yang terbunuh, kami akan berlutut," ungkap salah seorang petugas polisi yang terlihat berdiri di antara rekan-rekannya. 

Namun, permintaan maaf itu malah disambut dengan teriakan "Memalukan!" dan "Pengadilan!". Diteriaki demikian, para petugas polisi antihuruhara itu berdalih mereka tidak turut serta membunuh atau memukuli para pengunjuk rasa tersebut. 

Sementara di kota Odessa dan Krimea, di mana publik lebih pro terhadap Rusia, polisi Berkut itu disambut dengan suka cita bak seorang pahlawan. Di kota Odessa, Komandan batalion Berkut menghampiri publik dan menyalami tangan mereka. Publik bahkan turut mengibarkan bendera Rusia. 

Para polisi itu meminta kepada publik agar tetap tenang dan menaati peraturan. 

Peristiwa itu semakin menegaskan bahwa telah terjadi perpecahan yang dalam setelah peristiwa kerusuhan yang menewaskan puluhan orang tersebut. 

Alhasil terjadi sebuah revoulsi, mantan Presiden Viktor Yanukovych kabur dan dia digulingkan oleh parlemen Sabtu kemarin. 

Selain dua peristiwa yang bertolak belakang tadi, pada Selasa ini terungkap beberapa polisi Berkut telah menghilang lengkap dengan senjata mereka.

Oleh sebab itu, Menteri Dalam Negeri sementara Arsen Avakov meminta diadakan sebuah investigasi terhadap peristiwa kerusuhan di Alun-Alun Kemerdekaan sehingga menewaskan puluhan orang pekan lalu. 

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Ukraina, sebanyak 88 orang tewas dalam aksi unjuk rasa pekan lalu. 

"Kami mengalami kesulitan dengan unit Berkut yang ditinggalkan tanpa sosok pemimpin. Sikap kepemimpinan mereka telah hilang. Oleh sebab itu, dari hasil pemeriksaan hari ini ditemukan 35 orang petugas polisi tidak ada di markasnya. Ini merupakan sebuah masalah," kata Avakov. 

Tidak ada komentar: