BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 25 Februari 2014

Rekaman Sadapan dengan Rudi Diputar, Eks Sekjen ESDM Waryono Kelabakan

Moksa Hutasoit - detikNews

Jakarta - Jaksa memutar rekaman penyadapan dalam sidang lanjutan kasus suap Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini. Rekaman itu menunjukan adanya permintaan 'tolong' ke Dirut Pertamina, Karen Agustiawan.

Rekaman itu diputar saat eks Sekjen ESDM, Waryono Karno bersaksi untuk Rudi di Pengadilan Tipikor, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Selasa (25/2/2014).

R merupakan kependekan dari Rudi. Dan W kependekan dari Waryono. Berikut sebagian rekaman tersebut.

R: Insya Allah saya hadir

W: Nah untuk antisipasi itu, barangkali yang ini, hanya arahan Pak Menteri, memang itu lewat Pak ZA, pak yang sajubu dana nya gitu. Bagaimanan ini nya, bapak kepada Pak SB itu bagaimana yah?
Tapi kan kayaknya bapak proses advance dulu, oleh karena itu, mohon arahan karena kita talangan pakai APBN nggak mungkin Pak Rudi.
(Saat mengucapkan "pakai APBN nggak mungkin Pak Rudi", suara Waryono langsung mengecil dan setengah berbisik)

R: Kemarin saya coba yang buka kendangnya dari kita. Tadinya minta, tutup kendangnya saya pikir dari Pertamina. Ee, pertamina udah dihubungi Pak, Bu Karen.

W: Pertamina itu, pertamina hanya mau oke kalau SKK yang kontak. Kalau institusi kita, institusi pemerintah kayaknya nggak...

R: Kalau gitu saya telepon Bu Karen supaya nanti saya buka tutup kendang, jadi biar sharing gitu. Yang handle acara nanti siapa? ZA bukan?

W: Nanti SB langsung dengan kita.

R: Saya telepon Bu Karen kalau gitu

W: Nanti mungkin segitiganya bapak, Pak Menteri saya kemudian Bu Karen. Tapi Bu Karen mungkin cukup Pak Hanung kali pak.

Awalnya Waryono mengaku tidak tahu soal 'buka tutup kendang'. Bahkan dia tidak kenal lawan bicara Rudi. Namun tidak lama kemudian kesaksiannya berubah. Waryono menyebut permintaan itu tidak pernah ditindaklanjuti lagi.

Waryono yang coba terus dikorek kesaksiannya pun langsung lebih banyak diam. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan lebih banyak dijawab normatif. Sebagai contoh saat ditanya soal APBN.

"Di dalam APBN tidak ada satu rupiah pun yang dialokasikan di luar perencanaan. Ini adalah uang rakyat," jawab Waryono mencoba berkilah.

"Pak, jujur saja. Kita sudah sama-sama tua," kata Ketua Majelis Amin Ismanto yang merasa jengah mendengar kesaksian Waryono.

Hakim anggota Matheus Samiaji juga ikut-ikutan memberi saran kepada Waryono agar jujur. Kesaksian Waryono dinilai justru membuat lucu pengunjung sidang.

Jika terus membuat keterangan tak logis, hakim tidak segan untuk mengeluarkan penetapan agar Waryono dijerat kesaksian palsu.

"Saya masih sabar menunggu kejujuran bapak. Kalau tidak sabar, sudah saya perintahkan tahan saja. Saya punya hak untuk itu," tegas Amin

Tidak ada komentar: