BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 02 Desember 2014

Anies Baswedan: Saya Pastikan KIP 2015 Diberikan Kepada Anak Yang Putus Sekolah

RMOL. Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan memastikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) akan menampung anak putus sekolah.

”Pada peluncuran pertama, KIP mengakomodir sebanyak 161.000 siswa di seluruh Indo­ne­sia. Jumlah tersebut hanya di­am­bil dari sebanyak 40 persen siswa yang mengenyam bangku se­ko­lah,’’ kata Anies.

”Tahun depan, saya pastikan jumlah penerima KIP akan di­tambah dari anak yang tak ber­se­kolah atau putus sekolah,’’ tam­­­­­bah Baswedan.

Inilah keterengan lengkap Anies Baswedan ke­pada Rakyat Merde­ka di Jakarta, Senin (24/11);

Apa kementerian Anda me­nyim­pan data anak putus se­kolah?
Data anak putus sekolah di In­do­nesia dipegang Kemen­te­rian So­sial. Dalam waktu dekat, ke­men­terian saya bakal meminta data anak putus sekolah ke Men­teri Khofifah (Menteri Sosial Kho­fi­fah Idar Parawansa-red) un­tuk dapat di­ako­modir dalam KIP.

Beberapa hari terakhir ini, ka­mi di kantor menerapkan ske­nario-skenario jumlah. Tapi be­rapa jumlah pastinya, belum.

Apa anggaran untuk KIP ini disusun dalam APBN Perubah­an 2015?
Ya, bahwa jumlah penerima KIP tahun 2015 mendatang juga ter­gantung dari berapa jumlah anggaran untuk KIP yang disusun da­lam APBN Perubahan 2015.

Beban tugas dan mata pe­la­jaran yang banyak mem­be­rat­kan siswa. Apa Anda sepen­dapat?
Seharusnya pendidikan itu memberikan efek me­nye­nang­kan, bukan malah mem­berikan beban kepada siswa. Pendidikan yang me­nye­nang­kan bukan ber­arti sebagai dua bagian, yaitu pen­didikan dan ber­senang-senang.

Cara belajar yang me­nye­nang­­kan adalah konsep utama dari pendidikan yang me­nye­nangkan. Jangan disamakan. Ka­rena anak-anak harus tetap be­lajar tapi de­ngan cara me­nye­­­nangkan. Itu se­benarnya yang menjadi kunci.

Berarti gurunya juga harus mem­punyai keahlian agar sua­sana belajar jadi fun dong?

Para guru saat ini pasti me­mi­liki teknik agar bisa membuat sis­wa berminat belajar, walau­pun de­ngan isi materi yang sa­ma. An­da ingat guru zaman SD dan SMP, berapa guru yg nama­nya anda ingat. Pasti yang di­ingat ada­lah yang menyenang­kan atau yang bikin sebel.

Bagaimana mewu­jud­kan sua­sana belajar me­nyenangkan?
Untuk mewujudkan hal ter­se­but, saya berencana membuat pe­­­latihan guru yang bersifat tek­nik, bukan administratif.

Kapan bisa direalisaikan?

Saya belum bisa pastikan ka­pan realisasi waktunya. Yang jelas, rencananya itu akan diap­li­ka­sikan dalam waktu dekat. ***

Tidak ada komentar: