JAKARTA - Slank adalah
salah satu band yang melegenda di Indonesia. Lagu dan liriknya begitu
menyentuh dan mewakili suara-suara rakyat miskin.
Salah satu lagu yang menggambarkan
kehidupan sosial band yang digawangi Bimbim (Drum), Kaka (Vocal), Ridho
(Guitar), Ivanka (Bass), Abdee Negara Nurdin (Guitar) ketika merilis
lagu berjudul Kritis BBM dalam album Slank Kissme tahun 2005.
Lagu yang mengkritik kenaikan harga Bahan
Bakar Minyak (BBM) dengan mengkritik kebijakan Pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (SBY-JK).
Lirik lagu ini memang menyentuh. Kenaikan
harga BBM digambarkan akan menambah jumlah rakyat miskian. BBM Naik
disamakan rakyat tak punya apa-apa. Sementara DPR minta naik gaji.
Lagu ini bisa ditemuai di dunia virtual. Termasuk di portal berbagi video, Youtube. Dalam Video berjudul "Kritis BBM - Slank By Request" yang diunggah Tino Hafiedz, banyak penggemar yang mempertanyakan sikap Slank yang tiba-tiba mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Iya teh.. sekarang pada kemana ya si
musisi garang jika ada pemimpin baru, mereka dgn garang menyampaikan
pesan dn kritik lewat karyanya. Apa lagi jika pemimpin itu mencicipi
keringat rakyat sblm bekerja dgn benar.. kok sekarang pada bisu ya
tehh," komentar Melody Buddy.
Sementara pemilik akun Mbah lebih kritis
lagi kepada Slank. "MAKAN TUH LAGU,,,, KAU NYANYI AJA DI DPAN PRESIDEN
MU YANG KAU PILIH COOKK,,,,,,,, tapi sekrang lu munafik cookkk,,,,, kon
ngerti taek opo ora ???? PRESIDEN SIPIL APA PRESIDEN MILITER YG PAS DI
INDONESIA ???? Bluskan kepasar???? Lu kata indoensia semuanya orang
pasaar??? Apa mau jadi presiden ibu-ibu pasar????" katanya.
Di tempat terpisah, Gitaris Slank, Ridho
dengan tegas memberikan pembelaan kepada Jokowi yang sebelumnya
menaikkan harga BBM. Sikap ini tentu sangat berbeda dengan lirik lagu
Slank yang sebelumnya mengkritik kebijakan tersebut.
"Dari jamannya presiden Pak Habibie, Bu
Mega sampai Pak SBY memang kenaikan harga BBM ini sudah terjadi. Jadi
ini bukan kesalahan Pak Jokowi, itu sudah salah dari awal," kata pemilik
nama lengkap Mohammad Ridwan Hafiedz di Jakarta, Selasa (2/12). (awa/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar