Oleh : DESK INFORMASI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku telah mendengar ada
kecemasan gangguan keamanan, gangguan ketertiban, dan gangguan sosial,
juga kekhawatiran luar negeri karena kekuatan kedua capres dan cawapres
Prabowo Subianto - Hatta Rajasa dan Joko Widodo - Jusuf Kalla
berimbang, sehingga kemungkinan bisa terjadi makar bila ada pihak-pihak
yang kalah dan tidak terima kekalahan itu.
Untuk itu, Presiden
SBY menginstruksikan kepada jajaran Polri dan TNI untuk menjaga situasi
aman dan damai, dan menjamin berlangsungnya pemilu yang demokratis,
utamanya pada saat Pemilihan Presiden (Pilpres), dan hari-hari setelah
itu, sehingga pada saat terjadi pergantian pimpinan semuanya berjalan
dengan baik.
"Sungguhpun kita ketahui dan amati, bahwa kehidupan
masyarakat berjalan normal, tetapi ada sejumlah isu dan alasan bahwa
negara ini, Polri dan TNI harus bekerja keras," kata Presiden SBY dalam
konperensi pers yang diselenggarakan seusai Rapat Terbatas (Ratas)
bidang Polhukam, di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (3/7) siang.
Presiden
menegaskan, walau kadang panas, situasi keamanan dan ketertiban saat
ini menggembirakan karena masih terjaga dengan baik, sehingga
menunjukkan konsolidasi demokrasi, konsep kematangan berpolitik
masyarakat masih baik.
Namun Kepala Negara mengingatkan,
Indonesia ingin, kalau dalam Pilpres 2004 dan 2009 berjalan damai, aman
dan tertib, kali inipun kita ingin bisa menyelenggarakan Pilpres yang
seperti itu.
Karena itulah, Presiden SBY menilai, Ratas Polhukam
sangat penting untuk memastikan, bahwa pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli
mendatang, akan berlangsung secara langsung, aman, tertib, dan lancar,
baik saat Pilpres maupun hari-hari sesudahnya.
Dalam kesempatan
itu, Presiden SBY menegaskan, bahwa baik TNI maupun Polri memiliki
komitmen yang tinggi untuk menjalankan netralitas, dan melaksanakan
tugas dengan baik, dan mencatat sejarah yang baik, yaitu tetap netral
sebagaimana Pilpres 2004 dan 2009 lalu.
7 Instruksi
Guna
menjaga situasi aman dan damai, dan menjamin berlangsungnya Pemilu yang
demokratis, utamanya pada saat Pilpres dan hari-hari setelah itu,
sehingga pada saat terjadi pergantian pimpinan semuanya berjalan dengan
baik, Presiden SBY mengeluarkan 7 (tujuh) instruksi untuk jajaran Polri
dan TNI, yaitu:
1. Jajaran Polri dan TNI agar tidak menganggap ringan situasi, tidak underestimated.
"Lebih baik siap menghadapi kemungkinan apapun yang bisa terjadi. Bahwa
dengan izin Allah ternyata situasinya aman dan terkendali, kita
syukuri. Kalau ada gangguan tiba-tiba, maka negara siap, Polri dan TNI
juga siap merespon," tutur Presden.
2. Sebelum 9 Juli 2014 hingga
hari-hari setelah itu atau hingga situasi dinyatakan aman, jajaran
Polri dan TNI harus siap dan siaga. Operasi pengamanan yang dilakukan
pihak kepolisian terus dilakukan.
3. Disamping penyelenggaraan
pemilu, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu), di lapangan Polri dan TNI harus mencegah dan menindak semua
pelanggaran hukum terkait Pilpres. “Aksi-aksi kekerasa, aksi-aksi
perusakan, dan pembakaran yang bisa terjadi, dari siapapun dan dilakukan
kepada pihak manapun, kita harus adil, dan tidak memberikan toleransi
pada perilaku seperti itu. Kita tidak ingin itu terjadi,” tegas SBY.
4. Polri meski membantu penyelenggara Pemilu jika ada pelanggaran
terhadap peraturan pemilu, seperti politik uang atau intimidasi kepada
penduduk yang memiliki hak pilih. “Jangan ada pembiaran, harus dicegah
masyarakat main hakim sendiri,” pinta Presiden.
5. Polri dibantu TNI
untuk melakukan koordinasi dengan jajaran penyelenggara pemilu, KPU,
Bawaslu, Pemda, pers dan media massa yang setiap saat akan menyiarkan
semua kegiatan Pilpres ini.
6. Menkopolhukam untuk memimpin dan mengendalikan langsung semua operasi keamanan yang dilakukan jajaran Polri dan TNI
7. Presiden RI akan memantau dan melaksanakan pengawasan secara ketat terhadap proses pelaksanaan Pilpres.
Kepada
seluruh rakyat Indonesia, Presiden SBY mengajak menjaga kebersamaan,
dengan niat baik, dan dengan semua yg dilakukan oleh jajaran
penyelenggara pemilu, para peserta pemilu baik capres maupun cawapres.
“Kalau kita semua bersatu, bersama, insya Allah Pilpres bisa terlaksana
secara aman dan tertib sebagaimana pilpres sebelumnya,” kata SBY.
Presiden
menegaskan, bahwa situasanya saat ini sangat baik. Ia berharap hal ini
jangan sampai berubah oleh pihak-pihal yang ingin mengganggu negara
demokrasi kita.
Mendampingi Presiden SBY dalam konperensi pers
tersebut antara lain Wakil Presiden Boediono, Menko Polhukam Djoko
Suyanto, Menko Perekonomian Chairul Tanjung, Menko Kesra Agung Laksono,
Mendagri Gamawan Fauzi, Mensesneg Sudi Silalai, Seskab Dipo Alam,
Panglima TNI Jendral Moeldoko, Kapolri Jendral Sutarman, dan KSAD, KSAU,
dan KSAL.
(Humas Setkab/ES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar