Pewarta: Laily Rahmawati
Bogor (ANTARA News)
- Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia, Dr Ir Arif Satria
mengatakan petani membutuhkan dukungan lembaga pembiayaan mengingat
permodalan sangat penting sebagai alat bantu dalam usaha tani.
"Namun, tidak mudah bagi pelaku usaha tani untuk mengakses lembaga
pembiayaan terutama usaha tani kecil," ujar Arif dalam siaran pers yang
dikirimkan, Senin.
Menurut Arif, penyebab sulitnya petani mengakses pembiayaan adalah
tingginya volatilitas keberhasilan dalam usaha tani, baik kegagalan
panen maupun harga.
Para pelaku pembiayaan, lanjut Arif, akan memberikan akses yang cukup besar jika volatilitas tersebut dapat terkendali.
"Alasannya adalah dengan rendahnya volatilitas tersebut "default rate" dari pelaku usaha tani akan rendah," ujar Arif.
Dengan demikian, lanjut Arif, para pelaku pembiayaan yang bersifat
sebagai "financial intermediary" akan bersedia membuka kran
sebesar-besarnya untuk pelaku usaha tani.
"Karena pelaku usaha tani meyakini dirinya mampu menjaga
kepercayaan para penabung yang menitipkan dananya di lembaga
pembiayaan," kata Arif.
Arif mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut di atas, seluruh
stakholder (termasuk pemerintah) harus memiliki pemahaman dan paradigma
yang sama bahwa usaha tani adalah perusahaan pertanian. Bukan sebagai
usaha yang subsisten (usaha yang perlu dikasihani).
Oleh karena itu lanjut Arif, usaha tani harus didesain sedemikian rupa sehingga usaha tani adalah usaha yang "bankable"
"Bankable artinya usaha tani memenuhi kriteria analisis kredit sesuai Undang-Undang Perbankan (yaitu 5 Cs)," ungkap Arif.
Arif menambahkan, mitigasi resiko atas volatilitas yang ada menjadi
tanggung jawab pemerintah dengan mengadakan asuransi pertanian dan tata
niaga hasil pertanian yang melindungi usaha tani (seperti meredifinisi
peran Bulog dan Bank Pertanian).
"Namun demikian pada masa transisi ini diperlukan lembaga
pembiayaan usaha pertanian dan perikanan yang adaptif terhadap
karakteristik usaha pertanian dan perikanan. Hal ini sangat penting
mengingat perbankan konvensional saat ini kesulitan untuk bisa adaptif
terhadap karakteristik usaha ini," kata Arif. (LR/E001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar