Oleh: Wahyu Praditya Purnomo
INILAH.COM, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta
para wakil rakyat yang duduk di DPRD DKI, mengontrol terhadap pengadaan
lelang pompa air. Karena, pengadaan lelang pompa air dinilai rawan
manipulasi.
Politisi asal PPP Riano P Ahmad mengatakan,
selama ini dewan tidak pernah mengontrol hasil lelang pengadaan pompa
air. Padahal, fungsi kontrol dewan terhadap pengadaan pompa air ini
dianggap penting.
Menurutnya, selain harganya yang mahal, keberadaan pompa ini bertujuan untuk pencegahan banjir di Ibukota
"Hampir
setiap tahun eksekutif dan legislatif menganggarkan pengadaan pompa air
dalam APBD DKI. Tapi tidak tahu seberapa besar kualitas dari pompa air
tersebut," tegas pria yang juga mencalonkan diri sebagai legislatif dari
PPP no urut 1, daerah pemilihan Jakarta Pusat itu.
Menurut
Riano, kalangan wakil rakyat wajib mengetahui soal pembelian atau
pengadaan pompa air ini. Sebab sangat rawan akan manipulatif dari
kualitas pompa yang dibeli.
"Saya ambil contoh dalam APBD
dianggarkan satu pompa puluhan miliar dengan produk Jepang. Itu tidak
pernah ada kontrol dari dewan, bisa jadi yang dibeli bukannya produk
Jepang tetapi produk China," jelasnya.
Ia melanjutkan, keberadaan
pompa air ini berhubungan dengan kepentingan warga Jakarta khususnya
terkait dengan penanganan banjir. Oleh karena itu, kalangan dewan memang
wajib menjalankan fungsi kontrolnya.
Hal senada diungkapkan
politisai PPP lainnya, Dani Kusuma. Caleg PPP nomor urut dua untuk dapil
Jakarta Barat itu mengatakan, dalam menangani banjir, Pemprov DKI
maupun legislatif jangan hanya pada tataran dibibir saja. Penanganan
banjir jangan dijadikan bancakan proyek untuk kepentingan orang-orang
tertentu.
"Dari dulu berbicara penanganan banjir, mulai dari
normalisasi kali, pengadaan pompa, tapi banjir gak pernah
tertanggulangi. Kemana anggaaran penangaanaan banjir. Bener gak
anggarannya digunakan untuk penanganaan banjir,"kata Dani.
Melihat
penangaanan banjir di Ibukota ini tidak pernah beres. Dani pun mengajak
semua pihak, tidak hanya dewan bahkan semua warga Jakarta untuk jeli
melihat penggunaan anggaran penanganan banjir bersama-sama.
"Soal
pembelian pompa air. Saya sepakat musti diawasi. Pompa air apa yang
dibeli. Masa setiap tahun rusak sehingga harus beli baru,"
tandasnya.[ris]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar