JAKARTA - Seluruh partai
politik (parpol) dihimbau untuk mulai mengubah kulturnya dari sekarang.
Pasalnya, mulai tahun 2019, pemilu legislatif dan presiden akan digelar
serentak.
Menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia
(Lima), Ray Rangkuti pemilu serentak akan menghapus koalisi instan yang
muncul selama ini. Partai-partai akan dipaksa untuk membentuk koalisi
yang sifatnya lebih permanen.
"Putusan MK harusnya mengajarkan politisi
untuk mengubah kultur politik. Pasca 2014, parpol harus mulai pikirkan
koalisi yang lebih kuat. Mereka sudah harus memikirkan siapa yang bisa
menjadi teman dalam membangun pemerintahan kedepannya," kata Ray dalam
diskusi Redsbons bertajuk 'Mahalnya Ongkos Nyapres' di Cikini, Jakarta,
Sabtu (25/1).
Selain itu kultur dalam menentukan calon
presiden juga harus diubah. Menurut Ray, dengan adanya pemilu serentak
maka partai tidak bisa lagi sembarangan memilih capres.
Dalam pemilu serentak, lanjut Ray, sangat
sulit untuk memisahkan calon presiden dengan partai pengusungnya.
Karenanya jika calon presiden yang diusung tidak berkualitas, maka
otomatis perolehan suara legislatif akan jeblok.
"Tidak ada lagi yang namanya capres harus
ketua umum. Mekanisme seperti konvensi lebih menjadi pilihan," imbuh
pria yang kerap berpeci hitam ini.
Ditegaskan Ray, parpol tidak punya pilihan
selain melakukan perubahan ini. Bagi yang ngotot menerapkan cara-cara
usang maka dipastikan habis pada pemilu 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar