Ayunda W. Savitri - detikNews
Jakarta - Jelang pemilihan anggota legislatif pada 9
April mendatang, sejumlah baliho nama dan senyum manis caleg pun mulai
menghiasi sudut kota. Tak jarang diantaranya adalah figur artis. Ya,
mereka berlomba merebut perhatian masyarakat untuk mengantongi suara.
Tapi,
modal keartisan saja rupanya tidak bisa menjamin seseorang bisa
memperoleh kursi di Senayan. Sebuah grafik yang dipaparkan oleh
Pol-Tracking di Hotel Ibis Tamarin, KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat,
menunjukkan bahwa caleg yang memiliki latar belakang politis atau
pengurus partai lebih mampu meraup suara 50 persen.
Sementara,
caleg baru dan muda diminati oleh pemilih sebesar 48 persen. Namun,
caleg dengan latar belakang artis yang cenderung lebih populer dibanding
latar belakang lainnya hanya diminati pemilih sebanyak 16 persen.
Mengapa?
"Caleg dengan latar belakang artis mulai kurang diminati
oleh masyarakat, terlebih mereka yang tidak memiliki jejak rekam di
dunia politik," ungkap Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta
Yuda, Minggu (26/1/2014). Selain Hanta, hadir juga politisi Demokrat
Didi Irawadi Syamsuddin, Charles Honoris (PDIP), Charles Bonar Sirait
(Golkar) dan Aryo Djojohadikusumo (Gerindra).
Survei dilakukan
pada 16-23 Desember 2013 dengan metode wawancara. Pengambilan data
dilakukan secara serentak dan nasional di 33 provinsi. Jumlah sampel
dalam survei ini adalah 1.200 responden.
Meski demikian, Hanta
tidak menampik bila sebanyak 69 persen pemilih ternyata lebih
mempertimbangkan figur caleg dibandingkan partai yang mengusungnya.
Dengan kata lain, caleg menjadi ujung tombak dalam perolehan suara
partai baik dalam skala daerah maupun nasional.
Oleh karenanya,
figur caleg menjadi preferensi penting. Di mana, jika caleg yang
ditawarkan partai kurang dikenal atau kurang menarik bagi publik maka
pemilih berpotensi akan mengalihkan suaranya ke partainya saja.
Di sisi lain, politisi Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menilai,
masyarakat kini lebih cenderung melihat apa karya yang sudah dilakukan
oleh wakil pilihannya di kursi DPR. Sebab, mereka telah diberi
kepercayaan oleh para pemberi suara untuk membawa perubahan yang
signifikan bagi perwakilan setiap daerahnya.
Menanggapi
pernyataan Hanta, Charles Bonar Sirait mengatakan bahwa meskipun imej
sebagai artis terus melekat padanya namun tidak menggentarkan niatnya
untuk maju sebagai caleg di panggung politik 2014. Menurutnya, hal yang
terpenting dimiliki oleh caleg adalah kemampuan atau kapabilitas serta
visi dan misinya. Meskipun, status sebagai artis diakuinya memudahkan
dia untuk melakukan pendekatan dengan pemilih.
"Saya sudah lebih
dari 15 tahun menggeluti bidang entertainment, khususnya sebagai
presenter. Namun, bukan berarti saya tidak mampu menjadi caleg karena
saya memiliki ketertarikan di bidang politik sejak dulu," tegas pria
dengan nomor urut 4 di Dapil DKI I itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar