VIVAnews - Korupsi
di Indonesia sudah menjadi budaya dalam lingkaran kekuasaan. Menjelang
pemilu, survei Indonesia Survey Center (ISC) menunjukkan kejenuhan
publik pada pejabat korup.
Communication Manager ISC Andry Kurniawan mengatakan, praktik korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya dalam lingkaran kekuasaan. Korupsi pun menjerat kader-kader partai besar.
Communication Manager ISC Andry Kurniawan mengatakan, praktik korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya dalam lingkaran kekuasaan. Korupsi pun menjerat kader-kader partai besar.
"Yang cukup mengejutkan
adalah hukuman mati ternyata dipilih oleh masyarakat sebagai cara yang
paling efektif dalam menghukum para koruptor di negeri ini," kata Andry
dalam jumpa pers Minggu 26 Januari 2014. Sebanyak 42,9 persen dari 1.600
responden memilih pidana mati sebagai hukuman bagi koruptor. Disusul
kemudian dengan hukuman penjara seumur hidup (24,6 persen) dan
pemiskinan koruptor (11,3 persen).
Dia melanjutkan, hasil survei ini menunjukkan bahwa publik semakin muak dengan praktik korupsi di Indonesia.Hasil survei lembaga ini juga menunjukkan pemberantasan korupsi harus menjadi agenda utama capres 2014 (72,9 persen). Publik pun percaya bahwa pencegahan korupsi dimulai dari partai politik (26 persen). "Sehingga para politisi yang menduduki jabatan publik bisa sedini mungkin dicegah untuk berbuat koruptif," kata dia.
Survei yang dilakukan tanggal 1-12 Januari 2014 ini diselenggarakan di 33 provinsi se-Indonesia dan mengambill sampel 1.600 responden yang berusia 17 tahun ke atas. Jumlah sampel ini diambil melalui teknik pencuplikan secara acak. Margin error sebesar 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik wawancara berdasarkan kuesioner. Responden terdistribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Uji kualitas ini dilakukan dengan telephone check dan spot check sebesar 20 persen dari total sampel. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar