Oleh : Desk Informasi
Untuk kesekian kalinya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
kembali menegaskan permintaannya, agar jajaran TNI dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia (Polri) sungguh netral dalam Pemilu Presiden
(Pilpres) tahun ini.
“Saya harus mengulangi untuk yang kesekian
kalinya agar jajaran TNI dan Polri sungguh netral kemudian bantu
penyelenggara pemilu untuk membebaskan pemilihan Presiden ini dari
berbagai tindak intimidasi, kemungkinan penggunaan politik uang, dan
bahkan juga kekerasan di lapangan,” tegas Presiden SBY dalam
sambutannya pada silaturahim dan buka puasa bersama para pimpinan
lembaga negara, duta besar, dan kepala perwakilan asing beragama Islam,
menteri, kepala lembaga pemerintah non kementerian, unsur pimpinan TNI
dan Polri, pejabat eselon I kementerian, direktur utama BUMN, dan tim
dokter kepresidenan, di Istana Negara, Jakarta, Senin (30/6).
Kepala
Negara mengingatkan, sudah panjang perjalanan kehidupan poltik dan
demokrasi di negeri ini. Kita telah mengalami masa-masa yang sulit,
masa-masa yang gela,p dan kita sesungguhnya berada dalam masa
konsolidasi demokrasi, mematangkan demokrasi kita.
Diuraikan
Presiden SBY, tahun 2001 masih ada krisis politik, kemudian tahun
2002-2004 waktu Presidennya Megawati, disitu dimulai konsolidasi pertama
yang berlangsung dengan baik. Dan kemudian 10 tahun terakhir ini,
ketika ia memimpin Indonesia, menurut Presiden SBY, konsolidasi
Indonesia dilanjutkan dengan hasil yang juga baik
“Tentu kita tidak berharap ada kemunduran, ada setback,
ada gangguan dari apa yang dengan susah payah kita bangun di negeri ini
tercinta ini,” ujar SBY seraya menyebutkan, ini tentu pesan bagi semua,
agar perjalanan demokrasi yang kita tempuh ini tetap berada pada arah
bena,r dan makin ke depan makin berkualitas dan berperadaban politik dan
demokrasi kita.
Terus Bekerja
Dalam
kesempatan itu, Presiden SBY mengajak jajaran pemerintah untuk tetap dan
terus bekerja, apakah itu pekerjaan kita di bidang perekonomian,
kesejahteraan rakyat maupun di bidang politik hukum dan keamanan.
“Dunia
masih menghadirkan tantangan dan permasalahan. Perekonomian kita juga
masih mengalami tekanan-tekanan baru. Oleh karena itulah perlu dikelola
dengan sebaik-baiknya agar ekonomi yang tumbuh dengan baik agar bisa
meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tutur Kepala Negara.
Ia
mengingatkan, agar ekonomi bisa tumbuh dengan baik diperlukan kondisi
yang mendukung di bidang politik dan keamanan. “Itulah keutuhan tugas
negara yang sebenarnya, dan dalam hal ini pemerintah mengambil peran
yang lebih ke depan di dalam pengelolaan seluruh aspek kehidupan
bernegara,” jelas SBY.
Presiden mengajak segenap jajaran
pemerintah melanjutkan ibadah selaku umat hamba Allah dan selaku warga
negara, yang tentu ingin berbuat baik untuk bangsa dan negara kita. Ia
mengingatkan, perjalanan negeri ini tentu masih akan panjang. Dan
untuk melanjutkan kesinambungan, yang baik-baik mestilah dijaga, yang
belum baik mestilah diperbaiki.
Presiden juga menyampaikan, bahwa
acara buka silaturahim dan buka puasa ini merupakan yang terakhir bagi
dirinya menjadi tuan rumah, setelah setelah 11 kali berturut-turut sejak
Oktober 2004 lalu.
Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia
bersyukur, masih dapat menjalankan ibadah puasa dalam suasana tenang dan
damai. Karena, menurut Presiden, masih banyak saudara-saudara di
beberapa negara, seperti di Irak, Afganistan, Pakistan, Palestina,
Suriah, Nigeria, menghadapi situasi keamanan yang mencekam.
"Kita
memohon pertolongan Allah SWT semoga kekerasan dan peperangan yang
terjadi di negara tersebut segera berakhir. Semoga saudara-saudara kita
yang sedang menghadapi persoalan di negara mereka, bisa kembali bersatu
dan membangun masa depan mereka yang lebih baik," katanya.
Mendampingi
Presiden SBY dalam kesempatan ini antara lain Wakil Presiden Boediono.
Sedang mendampingi Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono Ny. Herawati
Boediono . (WID/Humas Setkab/ES)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar