VIVAnews - Pemungutan
suara pemilihan Presiden luar negeri telah berlangsung sejak 4 Juli
hingga hari ini, Minggu 6 Juli 2014. Berdasarkan hasil pantauan seperti
yang dikutip dari rilis Migrant CARE, warga di luar negeri sangat antusias menggunakan hak suara dalam pemilihan umum presiden 2014.
Hasil pantauan di Malaysia di 60 TPS di KBRI Kuala Lumpur dan SIKL
yang berlangsung pada Sabtu, 5 Juli 2014, pemilih mencapai 8.968 orang.
Jumlah ini naik hampir 95% dibandingkan jumlah pemilih di TPS-TPS di
Kuala Lumpur pada Pemilu legislatif yang hanya 5.300-an pemilih.
Sedangkan di Singapura, dari 36 TPS yang disediakan oleh KBRI,
jumlah pemilih mencapai 22.170 orang. Dan jumlah ini naik sekitar 95%
dari pemilu legislatif 2014 lalu.
Peningkatan yang signifikan juga terjadi di Hongkong. Dari 13 TPS
yang disediakan KJRI di Victoria Park, jumlah pemilih mencapai 23.863
orang. Angka ini meningkat 3 kali lipat dibandingkan jumlah pemilih
ketika pemilihan legislatif, yang hanya mencapai 6.973 orang.
Dari peningkatan jumlah tersebut, masih akan dikompilasi dengan
suara buruh yang memilih melalui pos dan drop box yang kenaikannya juga
signifikan.
Antusiasme pemilih tidak hanya tampak dari sisi jumlah, tetapi juga
keberagaman pemilih yang terdiri dari PRT migran, orang lanjut usia,
ibu dengan bayi, ibu hamil, difabel, mahasiswa Indonesia ABK, dan orang
sakit.
Sementara itu, menurut pantauan Migrant CARE di Hongkong, hingga
sore hari ini (jam 19.00 waktu Hong Kong) ribuan buruh migran Indonesia
di Hongkong berdemonstrasi di TPS Victoria Park, menuntut agar bisa
mencoblos.
Mereka tidak bisa memperoleh hak pilih karena tidak terdaftar dan
waktu sewa TPS di Victoria Park telah habis. Sementara yang belum
memilih masih membludak. Dan hingga saat ini masih berlangsung
negosiasi. (one)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar