VIVAnews - Walikota Tangerang, Arief Wismasnyah,
mengatakan bahwa saat ini kondisi Cisadane sudah sangat memprihatinkan.
Setiap musim hujan, air meluap dan menyebabkan banjir. Itulah alasannya,
mengapa dia menolak gagasan sodetan Cisadane yang di rencanakan
Kementerian PU dan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
"Yang
paling penting saat ini adalah normalisasi Cisadane. Bukan sodetan
Cisadane," katanya di Bendung Pasar Baru Irigasi Cisadane atau sering
disebut Pintu Air 10, Kota Tangerang, Sabtu 25 Januari 2014.
Arief
menjelaskan kondisi sungai Cisadane sudah sangat menurun kapasitasnya
akibat pendangkalan oleh sedimentasi lumpur dan penyempitan. "Lebih dari
30 tahun Cisadane belum pernah dikeruk. Makanya kalau meluap pasti
banjir," ujarnya.
Luas daerah yang terkena banjir juga setiap
tahun meluas areanya. "Tahun 2013 ada 11 titik banjir. Tahun 2014 jumlah
bertambah jadi 55 titk banjir," jelasnya.
Ia meminta Jokowi
untuk mendukung normalisasi Cisadane dari pada memaksakan sodetan. "Kita
ini bertetangga. Kerjasama ini juga akan berdampak positif bagi
Jakarta," ungkapnya di depan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, Wakil
Gubernur Banten, Rano Karno dan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar.
Saat
melakukan peninjauan ke lokasi bendungan rombongan kepala daerah ini
mendapat kecaman dari warga. Warga berteriak menolak sodetan Cisadane.
"Jokowi
urus saja Jakarta. Rano Karno jangan plin plan dukung Tangerang bukan
Jakarta," teriak mereka. Selain itu puluhan spanduk penolakan juga
dipasang di sepanjang jalan menuju pintu air dan pagar di bantaran
sungai Cisadane.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar