BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 24 Januari 2014

Banjir Tiap Tahun, Warga Ciliwung Siap Direlokasi

Ropesta Sitorus - detikNews

Jakarta - Banjir kembali melanda pemukiman di Kelurahan Rawajati, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (21/1) lalu. Luapan kali Ciliwung, yang hanya beberapa meter dari pemukiman warga merendam ratusan rumah di sekitar jalan raya Kalibata juga jalan Bina Warga.

Alhasil warga hanya bisa pasrah melihat air menerjang masuk, dan merusak barang-barang mereka. Beberapa gerbang rumah terlihat ambruk tak kuat menahan tekanan air. Tapi itu belum seberapa. Yang dikhawatirkan warga, banjir kali ini lebih parah dari tahun lalu, bahkan sama dengan banjir tahun 2007.

Ketika itu, kuatnya tekanan air menjebol dinding sebuah perusahaan air minum dalam kemasan yang ada tepat di pinggir kali. Akibatnya, air yang datang tiba-tiba dengan tekanan besar itu merusak banyak rumah.

“Banyak (rumah) yang jebol dan hanyut dibawa air, datangnya sudah kayak gelombang tsunami gitu. untungnya tidak ada korban jiwa,” kata Toyib, ketua RT 1/RW 7, Rawajati, Kalibata ketika ditemui Selasa (21/1) malam lalu.

Sambil memberi aba-aba kepada warga agar menjauh, ia berulang-ulang memerintahkan anggotanya untuk memberi tanda berupa batu di jalan. Tanda itu untuk melihat tingginya luapan air.

“Saya enggak tahu ini apakah pintu air Manggarai sudah dibuka. Kalau dibuka, mungkin banjirnya enggak akan setinggi ini,” kata dia.

Banjir di kawasan Kalibata, bukan yang pertama kalinya. Hampir tiap tahun, ketika debit air meningkat, maka dipastikan air akan meluap. Banjir seakan sudah jadi langganan kota Jakarta. Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta, Manggas Rudy Siahaan, itu terjadi karena banyak warga menempati area yang tidak semestinya.

Sehingga fungsi-fungsi sungai tidak lagi sesuai dengan trase semula. Dia menyebutkan, trase saluran penghubung di Jakarta yang umumnya sekitar 8 meter, kebanyakan sudah berubah menjadi 2-3 meter saja.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang sudah mulai gerah dengan bangunan di bantaran kali. Warga di bantaran Kali Ciliwung, seperti di Kampung Pulo, Jatinegara, Rawajati dan Kalibata akan direlokasi ke rumah susun Cipinang Besar Selatan. “Tak ada kompromi lagi, enggak ada bangunan di kanan kiri kali,” ujar dia.

Sayangnya, beberapa warga di kawasan Rawajati, mengaku isu relokasi belum sampai kepada mereka. “Enggak ada pemberitahuan akan direlokasi,” kata Kholidah, 45 tahun. Warga jalan Raya Kalibata, RT 2/ RW 7 ini berujar ia sebenarnya tidak akan keberatan pindah sesuai program pemerintah untuk mensterilkan bantaran kali dari bangunan rumah.

“Asalkan ganti ruginya sesuai ya kita mau-mau saja. Karena kita kan sudah dari kecil tinggal di sini, sudah lama. Repot juga karena tiap tahun saya pasti kebajiran,” kata ibu empat anak itu.

Pernyataan ‘mau-mau saja’ juga disampaikan oleh Sumiati, 45 tahun. “Ya mau diapain, kita juga kerepotan sendiri karena banjir terus kan, biasanya hanya lima tahun sekali, sekarang sudah tiap tahun. Kalau ada tempatnya yang lebih baik, dan ada ganti ruginya, ya apa boleh buat,” ujar wanita Jawa kelahiran Jakarta itu.

Meski sudah pasrah direlokasi, ibu dua anak ini berujar sejauh ini belum ada kepastian dari unsur pemerintah. Ihwal relokasi pun baru dia dengar dari media. “Dengar sih bakal ada relokasi yang di bantaran kali Ciliwung, tapi enggak tahu juga pasti apa enggaknya dan entah kapan. Belum ada dengar dari lurah ataupun dari RT,” ujarnya.

Tidak ada komentar: