BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 23 Januari 2014

Menlu Marty Dorong Diplomasi dan Negosiasi Selesaikan Koflik Suriah

Ikhwanul Khabibi - detikNews

Jakarta - Menteri luar negeri, Marty Natalegawa mendorong digunakannya upaya diplomasi dan negosiasi untuk menyelesaikan konflik Suriah. Dengan diplomasi, diharapkan konflik Suriah bisa terselesaikan secara menyeluruh.

“Indonesia berkeyakinan bahwa diplomasi harus selalu diutamakan dan dikedepankan dalam penyelesaian situasi konflik, termasuk konflik Suriah”, ujar Menlu Marty Natalegawa dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/1/2014).

Menlu saat ini tengah mengikuti pertemuan internasional tingkat menteri untuk Suriah (Konferensi Jenewa II) yang diselenggarakan di Montreux, Swiss. Konferensi Jenewa II ini diselenggarakan atas undangan Sekjen PBB dan dihadiri oleh 39 negara yang secara khusus diundang, termasuk Indonesia.

Pertemuan ini merupakan rangkaian konperensi internasional untuk Suriah yang digagas bersama oleh Amerika Serikat dan Rusia bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Konperensi Jenewa I diselenggarakan pada 30 Juni 2012 di Jenewa, Swiss.

“Indonesia mendesak agar Konferensi ini menegaskan tiga pesan utama dari masyarakat internasional yaitu: Pertama, konflik Suriah tidak dapat diselesaikan melalui solusi militer, harus melalui solusi politik yang komprehensif dan inklusif. Kedua, dihentikannya kekerasan bersenjata harus menjadi prioritas dan adalah kunci untuk menghentikan tragedi kemanusiaan di Suriah. Dan ketiga, bantuan kemanusiaan harus dapat disalurkan kepada kalangan sipil yang sangat memerlukannya,” tegas Marty.

Konferensi Jenewa II sangat penting karena untuk pertama kalinya pihak-pihak yang bertikai di Suriah duduk dalam meja perundingan. Pertemuan internasional yang dipimpin Sekjen PBB di Montreaux ini akan dilanjutkan dengan pertemuan diantara pihak-pihak Suriah di Jenewa pada tanggal 24 Januari 2014 yang akan difasilitasi oleh Utusan Khusus Bersama untuk Suriah, Lakhdar Brahimi.

"Indonesia menyadari situasi di Suriah sangat kompleks. Namun kenyataan tersebut tidak dapat mengalihkan kita semua dari keperluan mendesak yang sangat fundamental dan mendasar yaitu dihentikannya segera konflik di Suriah”, tambah Marty.

Tidak ada komentar: