Baturaja, Sumsel
(ANTARA News) - Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Bambang Budi Waluyo
mengingatkan kepada anggotanya untuk tidak ikut berpolitik serta
mendukung salah satu partai politik, jika melanggar akan diberikan
sanksi tegas hingga pemecatan.
"Kita tidak boleh politik praktis, tapi harus paham apa itu politik
serta harus netral. Sarana dan prasarana milik kita tidak boleh
digunakan siapapun atau partai politik manapun untuk kepentingan
politik. Jika Anggota TNI ada yang ketahuan, akan tanggung resiko sampai
pemecatan," kata Pangdam saat pengarahan kepada prajurit TNI Kodim
0403/OKU di Baturaja, Selasa.
Dikatakannya, saat ini sudah 16 tahun reformasi berjalan, namun
demokrasi di Indonesia kebablasan bahkan politik sekarang masuk politik
transaksional, politik dagang sapi atau politik yang memakai uang.
"Logikanya saat menjabat akan kembalikan modal. Saat kampanye ada
sponsor, kemudian meminta imbalan proyek. Sementara pembangunan proyek
hanya dilakukan 50 persen. Ujung-ujungnya, Kepala daerah masuk penjara
karena korupsi," kata Jenderal TNI berbintang dua itu.
Pangdam juga berpesan kepada anggotanya untuk berkoordinasi dengan
Polri maupun pemerintah setempat guna membantu dalam kamtibmas, bencana
alam dan lainnya.
"Kita harus segera membantu jika ada warga korban kriminalitas atau
bencana. Tidak perlu menunggu permohonan bantuan. Anggota harus mampu
menemukan solusi" kata Pangdam mengingatkan.
Selain itu, TNI juga harus memahami geografi dan demografi daerah serta sumber daya alam.
"Karena kemungkinan daerah yang banyak sumber daya alamnya potensi
konflik. Termasuk daerah perbatasan. Kemudian, TNI harus memahami aspek
kehidupan, ideologi, politik, sosial, budaya dan Hankam," ujarnya.
Sementara, pada acara ini hadir juga Aster, Kol CZI Nyoman Parawata,
Asops, Kol Inf Suparlan dan Wakapendam, Letkol Inf Yanto serta Kapolres
OKU, AKBP Mulyadi SIk MH.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar