INILAH.COM, Jakarta - Hasil survei dari lembaga-lembaga survei
terhadap figur calon Presiden lebih memperlihatkan popularitas daripada
elektabilitas.
"Figur calon presiden yang populer belum
tentu sejalan dengan tingkat elektabilitasnya," kata Pengamat politik
dari Universitas Moestopo Beragama Rajab Ritonga, di Jakarta, Rabu
(1/1/2013)..
Rajab menelaskan, selain popularitas masih ada
sejumlah faktor lainnya yang menjadi indikator elektabilitas tapi belum
terakomodasi dalam survei.
Indikator tersebut adalah, kepemimpinan, rekam jejak, integritas, serta kemampuan dan komitmen mengatasi persoalan bangsa.
Karena
itu ia menilai, figur calon presiden maupun calon pemimpin lainnya yang
populer dari hasil survei belum tentu elektabilitasnya juga tinggi pada
saat pemilu.
Doktor Komunikasi ini menjelaskan, selain melihat
popularitas pemilih juga akan mempertimbangkan indikator kualitatif
lainnya pada saat memberikan hak suaranya pada pemilu.
Rajab
mengusulkan agar tokoh-tokoh yang populer melalui hasil survei diuji
kompetensinya, apakah figur tersebut populer karena rekam jejak dan
prestasinya atau karena pencitraan.[ant]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar