BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 24 Januari 2014

Saat SBY Diserang Fitnah Tenda Rp 15 M dan Foto Editan

Rachmadin Ismail - detikNews

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kerap mendapat banyak kritikan. Namun di tengah itu, ada juga kritikan yang bernada fitnah, bahkan menggunakan foto editan sebagai 'senjata'. Seperti apa?
Sedikitnya ada tiga momen dalam waktu beberapa bulan terakhir ini yang membuat SBY kesal. Sebab, tudingan yang masuk ke telinganya sudah tak lagi memiliki dasar. Bahkan cenderung rekayasa.
Berikut tiga momen tersebut:

Tenda Rp 15 Miliar
Presiden SBY meninjau pengungsian korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Rencananya Presiden SBY akan menginap dalam tenda di Posko Pengungsian Gereja Paroki, Kaban Jahe, Sumatera Utara.
SBY menekankan bahwa harga tenda yang ditempatinya tidak seharga miliaran rupiah. Oleh karenanya SBY meminta agar masyarakat tidak mempersoalkan harga tenda tersebut.
"Ada yang bilang bahwa tenda yang saya tempati Rp 15 miliar, betul? Betul begitu? Coba tanya kepada BNPB, berapa Pak? Rp 60 juta. Jadi tidak benar itu kalau harganya miliaran," sebut Presiden SBY di Kantor DPRD Karo, Sumatera Utara, Kamis (23/1/2014).
Presiden SBY kemudian meminta dua media televisi untuk melihat secara langsung tenda tersebut. Dia tak ingin nantinya terbentuk opini yang berlebihan.
"Tolong itu nanti dua TV yang meliput semalam, yang menyatakan tenda saya Rp 15 miliar itu shoot langsung ke tenda saya. Lihat seperti apa bentuknya," kata SBY.
Namun demikian tidak semua media diperbolehkan memasuki lokasi posko pengungsian Gereja Paroki. Pihak Paspampres menyatakan bahwa lokasi harus steril.

Foto Editan Bantuan Demokrat
Isu yang menyudutkan Presiden SBY kembali muncul di media sosial twitter. Kali ini soal gambar bantuan untuk pengungsi Gunung Sinabung yang berlogo Partai Demokrat. Foto itu sempat ramai dan menjadi bahan perbincangan, sebelum akhirnya diketahui kalau foto itu hasil editan.
"Tidak benar ada bantuan presiden disertai gambar foto Demokrat," kata juru bicara kepresidenan, Julian A Pasha saat dikonfirmasi, Jumat (24/1/2014).
Foto yang asli tas berisi barang bantuan itu bukan berlogo Demokrat melainkan logo Sekretariat Negara. Bantuan itu diberikan presiden untuk para pengungsi.
Belum diketahui siapa yang mengedit foto bantuan untuk presiden itu. Tapi motifnya diduga untuk menyudutkan presiden.

Foto Editan CT
Sempat beredar tudingan bahwa Chairul Tanjung (CT) menunjuk presiden SBY dan Ani Yudhoyono menjelang KTT APEC beberapa waktu lalu. Ternyata setelah ditelusuri, itu adalah hasil editan.
"Saya orang yang sangat menghormati SBY sebagai pribadi maupun sebagai presiden," kata CT, Jumat (27/9/2013). CT menyampaikan hal ini untuk mengklarifikasi atas berita dan foto yang beredar di media online maupun media sosial yang mengambarkan seakan-akan CT sedang menunjuk-nunjuk Presiden SBY dan Ibu Negara.
CT menegaskan bahwa tidak pernah ada kejadian seperti apa yang diberitakan selama ini. Bahkan juga telah dilakukan konfirmasi kepada pemotret foto asli, yakni fotografer resmi kepresidenan, Abror Rizki. Abror secara tegas menyatakan, foto yang asli tidak memperlihatkan CT sedang menunjuk-nunjuk presiden. Dari foto asli jelas terlihat bahwa CT sedang mengangkat jempolnya pada saat memberikan penjelasan mengenai kondisi ruangan penunjang retreat dan kelengkapannya di depan Presiden SBY, Ibu Negara dan pejabat yang menyertai.
"Karena itu, saya meminta orang-orang yang melakukan rekayasa gambar maupun menyampaikan informasi yang tidak benar, untuk tidak melakukannya lagi, karena hal itu tentu tidak baik, untuk dirinya sendiri maupun orang lain," pinta CT.
(mad/asy)

Tidak ada komentar: