Rachmadin Ismail - detikNews
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kerap mendapat banyak kritikan.
Namun di tengah itu, ada juga kritikan yang bernada fitnah, bahkan
menggunakan foto editan sebagai 'senjata'. Seperti apa?
Sedikitnya
ada tiga momen dalam waktu beberapa bulan terakhir ini yang membuat SBY
kesal. Sebab, tudingan yang masuk ke telinganya sudah tak lagi memiliki
dasar. Bahkan cenderung rekayasa.
Berikut tiga momen tersebut:
Tenda Rp 15 Miliar
Presiden SBY meninjau pengungsian
korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Rencananya Presiden SBY akan menginap dalam tenda di Posko Pengungsian
Gereja Paroki, Kaban Jahe, Sumatera Utara.
SBY menekankan bahwa
harga tenda yang ditempatinya tidak seharga miliaran rupiah. Oleh
karenanya SBY meminta agar masyarakat tidak mempersoalkan harga tenda
tersebut.
"Ada yang bilang bahwa tenda yang saya tempati Rp 15
miliar, betul? Betul begitu? Coba tanya kepada BNPB, berapa Pak? Rp 60
juta. Jadi tidak benar itu kalau harganya miliaran," sebut Presiden SBY
di Kantor DPRD Karo, Sumatera Utara, Kamis (23/1/2014).
Presiden
SBY kemudian meminta dua media televisi untuk melihat secara langsung
tenda tersebut. Dia tak ingin nantinya terbentuk opini yang berlebihan.
"Tolong
itu nanti dua TV yang meliput semalam, yang menyatakan tenda saya Rp 15
miliar itu shoot langsung ke tenda saya. Lihat seperti apa bentuknya,"
kata SBY.
Namun demikian tidak semua media diperbolehkan memasuki
lokasi posko pengungsian Gereja Paroki. Pihak Paspampres menyatakan
bahwa lokasi harus steril.
Foto Editan Bantuan Demokrat
Isu yang menyudutkan
Presiden SBY kembali muncul di media sosial twitter. Kali ini soal
gambar bantuan untuk pengungsi Gunung Sinabung yang berlogo Partai
Demokrat. Foto itu sempat ramai dan menjadi bahan perbincangan, sebelum
akhirnya diketahui kalau foto itu hasil editan.
"Tidak benar ada
bantuan presiden disertai gambar foto Demokrat," kata juru bicara
kepresidenan, Julian A Pasha saat dikonfirmasi, Jumat (24/1/2014).
Foto
yang asli tas berisi barang bantuan itu bukan berlogo Demokrat
melainkan logo Sekretariat Negara. Bantuan itu diberikan presiden untuk
para pengungsi.
Belum diketahui siapa yang mengedit foto bantuan untuk presiden itu. Tapi motifnya diduga untuk menyudutkan presiden.
Foto Editan CT
Sempat beredar tudingan bahwa Chairul
Tanjung (CT) menunjuk presiden SBY dan Ani Yudhoyono menjelang KTT APEC
beberapa waktu lalu. Ternyata setelah ditelusuri, itu adalah hasil
editan.
"Saya orang yang sangat menghormati SBY sebagai pribadi
maupun sebagai presiden," kata CT, Jumat (27/9/2013). CT menyampaikan
hal ini untuk mengklarifikasi atas berita dan foto yang beredar di media
online maupun media sosial yang mengambarkan seakan-akan CT sedang
menunjuk-nunjuk Presiden SBY dan Ibu Negara.
CT menegaskan bahwa
tidak pernah ada kejadian seperti apa yang diberitakan selama ini.
Bahkan juga telah dilakukan konfirmasi kepada pemotret foto asli, yakni
fotografer resmi kepresidenan, Abror Rizki. Abror secara tegas
menyatakan, foto yang asli tidak memperlihatkan CT sedang
menunjuk-nunjuk presiden. Dari foto asli jelas terlihat bahwa CT sedang
mengangkat jempolnya pada saat memberikan penjelasan mengenai kondisi
ruangan penunjang retreat dan kelengkapannya di depan Presiden SBY, Ibu
Negara dan pejabat yang menyertai.
"Karena itu, saya meminta
orang-orang yang melakukan rekayasa gambar maupun menyampaikan informasi
yang tidak benar, untuk tidak melakukannya lagi, karena hal itu tentu
tidak baik, untuk dirinya sendiri maupun orang lain," pinta CT.
(mad/asy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar