Erwin Dariyanto - detikNews
Jakarta -
Sejak pertengahan tahun 2013 nama Joko Widodo (Jokowi) selalu
berada di urutan teratas dalam setiap survei calon presiden. Angka
elektabilitas mantan Wali Kota Surakarta itu selalu jauh di atas
pesaingnya. Namun kini angka popularitas dan elektabilitas Jokowi nyaris
tidak bergerak.
Popularitas dan elektabilitas Jokowi nyaris
terkejar oleh Prabowo Subianto usai pemilihan anggota legislatif April
2014 . Bahkan dalam survei mutakhir, selisih elektabilitas duet
Jokowi-Jusuf Kalla dengan Prabowo-Hatta Rajasa hanya sekitar 4 sampai 7
persen.
Popularitas dan elektabilitas Prabowo terus meningkat,
sementara Jokowi nyaris tak bergerak. Ke mana popularitas Jokowi yang
sempat 'meroket' di awal menjabat Gubernur DKI Jakarta?
Direktur
Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan ada dua alasan
menghilangnya popularitas Jokowi. Pertama, dalam setiap iklan
politiknya, tim pemenangan tidak menampilkan prestasi Jokowi, baik saat
menjabat sebagai Wali Kota Surakarta maupun Gubernur Jakarta.
"Iklan
politik yang ditampilkan tentang Jokowi tak ada yang istimewa. Tak ada
yang mengkomunikasikan prestasi-prestasi Jokowi," kata Qodari saat
berbincang dengan detikcom, Selasa (1/7/2014).
Kedua,
bergesernya persepsi publik terhadap Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta.
Selama ini orang mengingat Jokowi karena jabatannya sebagai Gubernur
Jakarta. Popularitasnya terus naik saat dia memimpin Ibu Kota.
Namun
semenjak resmi jadi calon presiden, muncul berbagai 'serangan' negatif
kepada Jokowi. Misalnya dia dianggap sebagai gubernur yang tak mampu
menyelesaikan tugas hingga akhir masa jabatannya.
"Serangan itu begitu sering dan jelas sehingga persepsi orang
terhadap gubernur DKI yang awalnya positif menjadi negatif," papar
Qodari.
Sejumlah 'serangan' yang tak diimbangi iklan prestasi
Jokowi itu membuat elektabilitas calon presiden yang diusung koalisi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PKB, Partai NasDem, Partai
Hanura, dan PKPI itu tak bergerak.
Survei Indo Barometer yang
dirilis pada Minggu (29/6/2014) menunjukkan dalam waktu 3 pekan
elektabilitas Prabowo yang bersanding dengan Hatta Rajasa naik 6,1
persen. Sementara Jokowi yang bersanding dengan Jusuf Kalla justru turun
3,9 persen.
"Selisih suara Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK yang
tadinya 13,5% sekarang menjadi 3,4% saja," kata Qodari. Berdasarkan
survei Indo Barometer, Prabowo-Hatta memiliki elektabilitas 42,9%, dan
Jokowi-JK 45,3%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar