Luwuk (ANTARA News) - Di depan belasan wartawan cetak dan elektronik Join Operating Body (JOB) Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi menayangkan dua video kerusuhan di lapangan minyak Tiaka Kabupaten Morowali Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng) tadi malam di hotel Rosalina Luwuk, Kabupaten Banggai.

Penayangan video amatir itu dipimpin langsung Manager JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, Sugeng Setiono.

"Seluruh video yang berhasil kami kumpulkan dari orang-orang yang sempat mengambil gambar saat kejadian Senin (22/8) sore di pulau Tiaka berjumlah empat sesi. Beberapa akan kami tayangkan malam ini sebagai referensi bagi wartawan di Luwuk agar pemberitaan terkait kejadian di Tiaka dapat berimbang," terang Sugeng.

Video pertama yang ditayangkan menggambarkan kedatangan iring-iringan enam kapal nelayan yang dipenuhi orang-orang langsung menuju dermaga pelabuhan di pulau Tiaka.

Dalam gambar yang diambil menggunakan kamera telepon genggam terlihat upaya penyemprotan air dari kapal tanker yang berfungsi sebagai penampung minyak mentah kearah enam kapal nelayan tado. Satu unit kapal milik perusahaan terlihat berusaha menghalau iring-iringan enam nelayan tadi namun tidak berhasil.

Beberapa kali terjadi ledakan dari arah iring-iringan kapal yang dilempar kearah pulau Tiaka. "Ledakan beberapa kali terjadi dan lemparan bom ikan dari para demonstran di arahkan ke Tiaka," kata Sugeng memberikan penjelasan terkait ledakan bomikan yang mengakibatkan semburan air laut sekitar lima meter.

Tak lama berselang puluhan orang sudah berada di dermaga di area itu dan langsung menuju sejumlah fasilitas. Semprotan air tidak mampu menghalau massa yang terlihat beringas, beberapa orang terlihat membawa benda yang menyerupai parang atau besi.

"Seluruh gambar yang diambil dari kejauahn sehingga agak susah melihat secara detai benda-benda yang pendemo bawa. Tapi kami dapat memastikan bahwa itu adalah benda tajam seperti parang dan celurit," kata Sugeng.

Tak lama berselang, terlihat asap mulai membumbung disalah satu bagian dari fasilitas di Tiaka. Beberapa orang yang berseragam karyawan berkumpul di bagian lain sedangkan orang-orang yang diduga massa pendemo berusaha memutus tali kapal tanker penampung minyak mentah.

Salah seorang yang diduga peserta demo terlihat berlari sambil mengibarkan bendera merah putih. Seorang lainnya terlihat membuang pelampung dari atas dermaga.

"Suasana Senin sore itu sangat mencekam karena terjadi dengan cepat. Kami berupaya menyelamatkan seluruh karyawan dengan evakuasi," kata Sugeng.

Video yang berdurasi 25 menit itu memperlihatkan iring-iringan enam kapal nelayan tadi meninggalkan Tiaka sesaat setelah kepulan asap mulai terlihat.

"Saya yang sedang mengamankan diri mendengar mereka memerintahkan kawan-kawannya segera meninggalkan Tiaka akibat kebakaran salah satu bagian mulai membesar," terang Sugeng.

Juga terlihat iring-iringan kapal nelayan tadi meninggalkan Tiaka. Tak lama kemudian satu kapal yang penuh sesak dengan penumpang juga bergerak meninggalkan Tiaka.

"Kami mengetahui bahwa para demonstran membawa sandera setelah mereka menyampaikan pesan singkat agar sandera ditukar dengan bahan bakar. Mereka terapung-apung di tengah laut dan meminta agar sandera ditukar dengan bahan bakar akibat beberapa kapal itu kehabisan bahan bakar," terang Sugeng.

Saat pertukaran sandera dan bahan bakar itulah terjadi aksi tembak menembak antara aparat keamanan dan massa. "Kami menduga massa menggunakan senjata api milik aparat yang mereka sandera. Di situlah jatuhnya korban jiwa maupun korban luka-luka akibat tertembak," tambah Sugeng.

Sugeng yang didampingi wakil Manejer JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi Yusrizal Djamaluddin menegaskan bahwa insiden penembakan tidak terjadi di pulau Tiaka.

Sugeng berhasil mengumpulkan empat video amatir untuk diserahkan pada penyidik Mabes Polri sebagai barang bukti. "Video ini juga akan kami serahkan pada BP Migas dan Pemerintah. Namun bukan untuk di publikasikan di media elektronik," katanya.

Puluhan foto dokumentasi dari beberapa sumber juga ditampilkan dalam konfrensi pers di Luwuk yang menggambarkan tindakan pengrusakan di lapangan minyak Tiaka.

Sugeng seperti diakui Yusrizal tidak mengetahui apa tuntutan pendemo saat ke Tiaka. Pihak JOB belum pernah menerima keluhan dari masyarakat di Kecamatan Mamosalato terkait aktifitas di Tiaka atau program Corporate Sosial Responsibility/CSR seperti yang diberitakan.

"Mereka datang dan masuk ke Tiaka tanpa menyampaikan aspirasi ataupun tuntutan. Seluruh program yang direncanakan oleh JOB maupun yang di usulkan masyarakat di ring satu telah dilaksanakan dan beberapa sedang berjalan," kata Sugeng.

Kerusuhan yang terjadi di Tiaka menyebabkan dua warga lokal meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka tembak. (ANT107/K004)