Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, Hari Raya Idul Fitri sebaiknya dijadikan momentum untuk rekonsiliasi nasional sekaligus meneguhkan semangat kebangsaan.

Di Jakarta, Kamis, Said Aqil mengimbau para elit yang belakangan terlibat perselisihan agar bisa saling bermaafan, melupakan semua kesalahan dan kembali bersama-sama membangun bangsa.

"Intinya semua harus bisa memaknai Idul Fitri dengan semangat saling memaafkan," katanya.

Jika memang dianggap perlu, menurut Said Aqil, sebaiknya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tak segan mendatangi sesama elit politik, saling memaafkan dan melupakan perselisihan yang selama ini muncul.

Demikian juga, apabila Presiden bertindak sebagai tuan rumah diharapkan menghargai siapapun yang datang.

"Presiden jika nantinya menjadi tuan rumah dalam silaturahmi, tetap wajib menghargai tamunya, apapun latar belakang tamu tersebut," katanya.

Dikatakannya, Idul Fitri adalah kesempatan untuk bersenang-senang, dalam arti sewajarnya, tidak berlebihan.

"Itu boleh karena kita patut bangga berhasil menahan hawa nafsu selama sebulan. Tapi hal penting yang tidak boleh ditinggalkan adalah silaturahim, saling bermaafan," katanya.

Sementara untuk silaturahmi, seluruh warga negara yang beragama Islam disarankan dapat melakukannya.

Pejabat juga harus bisa menerima silaturahmi rakyatnya, dengan mengedepankan sikap gembira.

"Itu ada haditsnya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, wajib baginya senang dalam menerima kedatangan tamu di rumahnya," kata Said Aqi