BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 11 Juli 2014

Hashim: Bangsa Indonesia Jangan Sampai Terpecah

VIVAnews - Anggota Dewan Penasihat Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan bahwa Prabowo sudah mengimbau kepada semua pendukungnya untuk menahan diri dalam menyikapi proses penghitungan suara.

Terlebih dengan adanya saling klaim memenangkan pemilihan presiden dari kedua pihak. Imbauan tersebut dilakukan untuk meredam terjadinya konflik.

"Beliau sudah sampaikan ke pendukung-pendukungnya tenang, sejuk, menahan diri. Karena terus terang banyak marah, banyak sekali marah, saya bisa katakan jutaan orang marah," kata Hashim, di Hotel Intercontinental, Jakarta Kamis 10 Juli 2014.

Hashim menambahkan, dengan imbauan seperti itu, dia berharap konflik bisa dihindari. Karena, konflik yang terjadi hanya akan memecah belah bangsa Indonesia.

"Saya kira kan kurang baik, kita mau bangsa indonesia bersatu, kita jangan terpecah belah," kata Hashim.

Hashim mengaku merasa cemas akan terjadinya kecurangan di dalam proses rekapitulasi suara, mengingat Komisi Pemilihan Umum baru akan mengumumkan hasil resmi pada 22 Juli 2014 mendatang.

"Iya kami khawatir, tadi ada berita satu kendaraan kami yang bawa formulir C1 dirampok, ini yang kami khawatirkan, kami cemas," kata Hashim.

Mengantisipasi hal tersebut, Hasyim mengatakan bahwa proses tersebut harus dijaga sampai tahap terakhir. Bahkan menurutnya, Prabowo juga telah menginstruksikan untuk waspada. "Kami harus waspada, harus siaga, harus jaga baik-baik," kata dia.

Sementara, terkait hasil real count yang dilakukan pihaknya, Hashim mengungkapkan bahwa Prabowo-Hatta unggul atas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Menurut data real count pihaknya, Prabowo-Hatta meraih 42.874.556 suara atau 51,67 persen, sedangkan pasangan Jokowi-JK hanya meraih 40.100.509 suara atau 48,33 persen.

"Data yang saya dapat barusan sudah 60 persen TPS sudah masuk, kami unggul 4 persen menurut data kami, itu real count, dan saksi kami sangat rapi, saya bisa katakan sangat rapi, kami didukung jaringan saksi yang cukup bagus," tutur Hashim.

Dia sendiri mangaku belum mengetahui kapan pastinya data akan mencapai 100 persen. Menurutnya, hal tersebut sedang diproses di pusat tabulasi nasional. (umi)

Tidak ada komentar: