Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Menkominfo Tifatul Sembiring membuka Asia
Media Summit ke 10 di kota Manado, Sulawesi Utara. Acara ini dihadiri
oleh lebih dari 400 delegasi yang berasal dari 40 negara-negara Asia,
Afrika, Eropa, Timur Tengah dan Amerika Utara.
Disamping Tifatul
tampak pula hadir Menteri Komunikasi dan Informasi Kamboja, Direktur
Regional UNESCO Prof. Hubert Gijzen, Direktur AIBD Yang Binyuan, Dubes
RRC untuk Indonesia dan para diplomat lainnya. Dalam sambutannya,
Tifatul mengungkapkan betapa cepatnya perkembangan teknologi dan
industri media, khususnya penyiaran yang bermigrasi ke digital.
"Hari
ini lebih dari 85% negara telah bermigrasi kepada sistem televisi
digital. Dan tentunya hal ini berimplikasi kepada model bisnis media,
kreatifitas dan konten media," ujar Tifatul dalam rilis yang diterima
detikcom, Rabu (29/5/2013).
Namun Tifatul juga mengingatkan
betapa pentingnya mengemukakan nilai-nilai pendidikan dan pencerahan
bagi publik --dalam konten penyiaran-- sebagai solusi dari
masalah-masalah kemanusiaan. Jangan karena alasan kejar tayang dan
pertimbangan rating, lalu media mengabaikan etika penyiaran dengan
menyajikan konten-konten yang sensasional, dramatis dan traumatis.
"Saya
harap media tetap menjaga idealisme, menghargai hak-hak publik untuk
mendapatkan informasi dan hiburan yang sehat. Jadi harus bernilai
edukasi dan menjadi inspirasi," pungkas Tifatul.
Pada sisi lain,
Tifatul mengusulkan pentingnya tema literasi media untuk didiskusikan
pada forum AMS ke 10 ini, agar bisa diseimbangkan antara kepentingan
lembaga penyiaran dengan kepentingan publik.
"Saya berharap forum
AMS di Manado kali ini bisa menghasilkan solusi-solusi dan rekomendasi
penyelesaian masalah-masalah kemanusiaan dan perdamaian dunia. Saling
bertukar pengalaman dan berbagi pengetahuan di bidang media tanpa
mengabaikan kearifan lokal tempat kita berasal. Sampai jumpa di AMS ke
-11 2014 di Jeddah, Saudi Arabia," tutup Tifatul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar