Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam menyatakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 merupakan peluang emas untuk terus meningkatkan investasi, perdagangan dan industri.

"MP3EI bukan RBT atau Rencana Bangun Tidur. Pembahasannya melibatkan pemangku kepentingan, mulai dari pengusaha kecil hingga besar, juga seluruh pemerintah daerah, gubernur, bupati, dan walikota," katanya di Jakarta, Jumat malam.

Menurut Dipo Alam, pembahasannya sangat serius dengan berbagai pertemuan termasuk beberapa kali "retreat" yang dilakukan presiden, menteri kabinet, BUMN, gubernur dan bupati/walikota.

Hal itu, katanya, karena pemerintah bertekad untuk melakukan reformasi, perbaikan dan penyempurnaan regulasi agar investasi swasta akan berjalan lebih lancar dan lebih efektif.

Seskab sangat yakin MP3EI menunjukkan hasil pada 2025 mendatang. Sekarang saja, katanya, minat investasi asing di Indonesia meningkat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan CEO British Petroleum (BP) Robert Dudley yang menyatakan komitmen untuk meningkatkan investasi perusahaan minyak Inggris itu senilai miliaran dolar AS. BP telah menanamkan investasi tujuh miliar dolar AS di Indonesia dan akan ditambah 10 miliar dolar AS dalam satu tahun ke depan.

"Ini tidak seperti pemikiran dan analisa pengamat yang pesimis dan menilai negatif," kata Dipo merujuk kepada pengamat ekonomi yang sebelumnya berkomentar miring atas pertemuan atau retreat yang diselenggarakan Kepala Negara di Istana Bogor. Namun, Dipo tidak menyebutkan siapa pengamat dimaksud.

Presiden Yudhoyono didampingi Wapres Boediono mencanangkan MP3EI 2011-2025 yang mencakup 22 aktivitas ekonomi utama Indonesia dan merupakan adaptasi serta integrasi dari RPJPN 2002-2025.

Peluncuran MP3EI juga diwarnai dengan dimulainya proyek-proyek "groundbreaking" yang pencanangannya dilakukan di enam koridor ekonomi Indonesia yang akan dipusatkan pada empat lokasi dengan 17 proyek, yaitu, Sei Mangku (Sumatera Utara), Cilegon (Banten), Lombok Timur (NTB), dan Timika (Papua).

Dalam program MP3EI itu, untuk Kabupaten Sei Mangke, Sumut, diantaranya dicanangkan perluasan kawasan industri kelapa sawit dan PLTA. Untuk Cilegon, akan dicanangkan pembangunan pabrik baja modern yang bekerja sama dengan PT Krakatau Steel dan POSCO Korea, dan proyek Floating Storage & Regasification Unit (FSRU).

Sementara itu, untuk Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB diantaranya dicanangkan proyek Waduk Pandan Duri dan Bendungan Titab, serta jalur baru penerbangan Garuda Indonesia dari basis bandara Makassar, Sulsel ke 13 kota di Indonesia dan penerbangan langsung ke Singapura.

Untuk Kabupaten Timika provinsi Papua diantaranya dicanangkan proyek jalan raya Timika-Enarotali sepanjang 135 km dengan investasi senilai Rp600 miliar. Selain itu, juga dicanangkan proyek pembangunan jalan raya dari Merauke-Waropko sepanjang 600 km yang akan membutuhkan dana sebesar Rp1,2 triliun.(*)