BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 27 April 2014

Bicara Revolusi Mental, Jokowi Seharusnya Bercermin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, baru melontarkan visi misinya yakni mengenai revolusi mental. Tapi, Jokowi diingatkan sebaiknya bercermin lebih dulu sebelum berbicara revolusi mental.
Hal tersebut terkait pencapresan Jokowi yang tak lepas dari kendali Megawati sebagai Ketua Umum PDIP, dan penyusunan visi misi yang tidak disusun sendiri oleh Jokowi. Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, mengatakan sebaiknya Jokowi merevolusi mentalnya terlebih dulu sebelum merevolusi mental masyarakat.
"Dia katakan revolusi mental. Pertanyaan publik, apa dia sudah lakukan revolusi mental. Apa pencapresan dia karena revolusi mental atau karena diusung Megawati? Harusnya dia dulu yang revolusi mental, jangan hanya masyrakat disuruh revolusi mental," ujar Emrus usai acara diskusi di hotel Grand Alia, Minggu (27/4/2014).
"Berani tidak dia (Jokowi) katakan, Menteri-menterinya tidak ada dari PDIP atau didominasi PDIP? Supaya tidak ada utang politik. Kalau Menteri nantinya masih didominasi PDIP, revolusi mental belum berjalan baik," lanjutnya.
Mengenai visi misi Jokowi yang tidak disusun sendiri oleh orang nomor satu Jakarta tersebut, Emrus mengkritisi seharusnya Jokowi yang menyusun sendiri dibantu oleh tim lainnya. Bukan sebaliknya, tim yang menyusun visi misi dan Jokowi tinggal terima beres.
"Seharusnya tidak boleh visi misi disusun bukan oleh Jokowi. Harusnya Jokowi yang susun, tim memberikan masukan. Jangan Megawati sebagai centralnya. Kalau begitu sama sama seperti boneka," tukasnya.

Tidak ada komentar: