BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 27 April 2014

SBY: Masa Pencitraan Sudah Usai, Saatnya Rakyat Ingin Dengar Visi dan Misi Capres

Oleh : Desk Informasi

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk kesekian kalinya mengingatkan, bahwa dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) mendatang, kita ingin memilih pemimpin bangsa. Karena itu, yang harus kita pikirakan baik-baik bukan hanya sekedar pasangan capres-cawapres, atau partai mana bergabung atau berkoalisi dengan partai mana. Tetapi juga apa yang akan dilakukan oleh para Calon Presiden (Capres) dalam 5 (lima) tahun mendatang.
Menurut Presiden, koalisi itu penting sebab kalau dari suara sekarang ini tidak ada satu partai poltik pun yang bisa mengajukan calon sendiri. Berbeda dengan tahun 2009, saat Partai Demokrat bisa mengajukan calon presiden sendiri.
“Artinya, diperlukan penggabungan-penggabungan, dan pasangan Capres-Cawapres memiliki makna yang penting karena rakyat akan melihat nanti siapa berpasangan dengan siapa,” ujarnya.
Tapi Presiden mengingatkan, bahwa kita ini ingin memilih pemimpin bangsa. Jadi sudah saatnya para Capres itu meningkatkan komunikasinya dengan rakyat.  Artinya, 5 tahun mendatang negeri ini mau diapakan. Kemudian, pemerintahan mau dijalankan seperti apa, apa sasarannya, apa kebijakan yang akan dijalankan, apa solusi yang akan ditempuh, dsb.
“Dengan demikian, pada saatnya nanti rakyat akan bisa memilih secara rasional, bukan hanya emosional,” kata Presiden SBY dalam program Isu Terkini pada kanal youtube.com/watch?v=eYgdWZ,Jumat  (25/4).
Oleh karena itu, Presiden SBY menghimbau agar lembaga-lembaga non pemerintah ataupun organisasi –organisasi media massa untuk rajin mengundang para capres itu menyampaikan pikirannya, berdiskusi, berinteraksi, dan bahkan berdebat.
Dengan demikian, lanjut Presiden, rakyat akan yakin bahwa pemimpin yang akan memimpin mereka semua nanti sungguh mengetahui keadaan negara kita, dan mereka juga yakin bahwa pemimpin itu memiliki konsep, memiliki resep, dan memiliki solusi untuk menyelesaikan masalah bangsa.
“Jangan menunggu hingga nanti jadwal kampanye Pilpres resmi dilaksanakan. Biasanya, kalau di panggung terbuka, rakyat tidak lagi mendengarkan apa visi dan misi, serta solusi yang ditawarkan, dan waktunya pun sempit. Sekarang inilah menurut saya mereka lebih sering berkomunikasi dengan rakyat,” tutur SBY.
Presiden menegaskan, saat ini  masa pencitraan diri itu sudah usai. Ia menyebutkan, rakyat sekarang ingin mendengar pikiran-pikiran para Capres, kebijakan-kebijakannya, dan upaya-upaya apa yang akan dilakukan untuk mengatasi maslah bangsa, serta upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
SBY menegaskan, ia bertanggung jawab sebagai presiden yang sedang mengemban amanah agar Pilpres berlangsung secara damai dan demokratis, berlangsung secara aman, tertib, dan lancar sebagaimana dapat kita laksanakan dalam Pemilu Legislatif (Pileg) kemarin.
Tetapi kalau mempersiapkan calon-calon presiden, menurut SBY, tentu bukan tanggung jawab dirinya selaku Presiden yang sedang menjabat. “Saya kira putra-putri bangsa yang ingin memimpin negara ini, yang ingin menjadi presiden, tentu mempersiapkan diri masing-masing. Dan sesuai konstitusi dan Undang-Undang, partai-partai politik lah yang mempersiapkan calon-calonnya untuk diusung atau nanti dinominasi pada saat Pilpres,” jelasnya.
Mengenai kelanjutan program-program pro rakyat seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin), Jaminan Kesehatan Nasional (Jamkesnas), Kredit Usaha Rakyat (KUR), PNPM Mandiri, dan kenaikan gaji PNS, guru, TNI dan Polri, yang selama ini manfaatnya dirasakan oleh rakyat, Presiden SBY mengingatkan, semua harus memahami bahwa pada 20 Oktober nanti, insya Allah kita akan memiliki pemimpin baru, presiden baru.
“Sejak itulah, beliau pemimpin kita yang baru nanti akan mengambil alih segala tugas dan kewajiban untuk memimpin negeri ini, dan menjalankan pemerintahan. Semua ada di tangan beliau,” tegas SBY.
Jadi soal kelanjutan program-program yang oleh rakyat dianggap baik akan dilanjutkan atau dihentikan atau diganti, menurut SBY,  itu sepenuhnya adalah hak presiden  yang baru nanti.
“Tentu harapan saya  sebagai presiden yang sedang mengemban amanah, dan insya Allah akanmemimpin selama 10 tahun negeri ini, yang baik-baik dari yang kita lakukan bukan hanya yang saya lakukan dilanjutkan, tetapi yang belum baik diperbaiki,” tukasnya.
SBY mengajak seluruh rakyat yang ingin  mengetahui pada saat Capres nanti kampanye. “Apakah program-program SBY yang baik dan bermanfaat bagi rakyat dilanjutkan atau tidak, kita dengarkan beliau itu nanti,” tukasnya. (ES)

Tidak ada komentar: