Erwin Dariyanto - detikNews
Bambang Yudhoyono lekas mengeluarkan pernyataan saat hasil pemilihan
anggota legislatif 9 April lalu diketahui hasilnya berdasar hitung cepat
sejumlah lembaga survei. Salah satu lembaga survei yang menjadi acuan
SBY waktu itu adalah Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).
Menurut
quick count SMRC waktu itu dengan data masuk mencapai 93%, maka suara
Partai Demokrat yang dipimpin SBY terjun bebas. Partai Demokrat
memenangkan Pemilu 2009 lalu dengan 20 persen lebih dukungan suara.
Namun di pileg tahun ini hanya memperoleh 10,02% dukungan, dan
menempatkan PD di urutan ke-empat.
SBY pun mengakui, dan
menerima kekalahan partainya dalam pileg 2014. "Melalui mimbar ini, saya
menyampaikan kepada para kader dan anggota PD di seluruh Tanah Air
untuk menerima hasil pemungutan suara hari ini dengan lapang dada," kata
SBY dalam konferensi pers menanggapi hasil hitung cepat (quick count)
Pemilihan Legislatif 2014 di Kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa
Barat, Rabu (9/4/2014) lalu.
Nah, SMRC pada pemilihan presiden
dan wakil presiden hari ini Rabu (9/7/2014) juga melakukan hitung cepat
(quick count). Hingga pukul 15.25 WIB data yang masuk mencapai 97,75%.
Dari data itu, perolehan suara Prabowo-Hatta 47,22%, sedangkan Jokowi-JK
unggul dengan 52,88%. Jokowi-JK dinyatakan menang menurut hasil hitung
cepat.
Tak hanya SMRC, sejumlah lembaga yang melakukan hitung
cepat seperti RRI, CSIS-Cyrus Network juga memenangkan duet Jokowi-JK.
Namun kali ini SBY tak lekas mengucapkan selamat atas kemenangan duet
Joko Widodo-Jusuf Kalla yang menang menurut hasil hitung cepat.
SBY
beralasan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa juga memiliki lembaga
survei yang menjadi rujukan. "Lembaga survei yang dirujuk Prabowo
memenangkan Prabowo-Hatta," kata SBY saat berpidato di kediamannya, Puri
Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/7/2014).
Melihat
perkembangan situasi politik saat ini, sebagai Kepala Negara SBY meminta
kubu Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK bisa menahan diri. Dia juga
berharap dua belah pihak tidak memunculkan ketegangan yang berlebihan di
anatara dia masa pendukung. "Apalagi kegiatan di lapangan yang rawan
konflik horisontal," kata SBY.
SBY meminta dua belah pihak
menunggu hasil penghitungan resmi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan
Umum. "KPU yang akan menetapkan hasil pilpres ini yang bisa dirujuk dan
dijadikan pedoman," papar SBY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar