BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 09 Juli 2014

Beda Sikap SBY Atas Hasil Quick Count Pileg dan Pilpres

Erwin Dariyanto - detikNews

Bambang Yudhoyono lekas mengeluarkan pernyataan saat hasil pemilihan anggota legislatif 9 April lalu diketahui hasilnya berdasar hitung cepat sejumlah lembaga survei. Salah satu lembaga survei yang menjadi acuan SBY waktu itu adalah Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).

Menurut quick count SMRC waktu itu dengan data masuk mencapai 93%, maka suara Partai Demokrat yang dipimpin SBY terjun bebas. Partai Demokrat memenangkan Pemilu 2009 lalu dengan 20 persen lebih dukungan suara. Namun di pileg tahun ini hanya memperoleh 10,02% dukungan, dan menempatkan PD di urutan ke-empat.

SBY pun mengakui, dan menerima kekalahan partainya dalam pileg 2014. "Melalui mimbar ini, saya menyampaikan kepada para kader dan anggota PD di seluruh Tanah Air untuk menerima hasil pemungutan suara hari ini dengan lapang dada," kata SBY dalam konferensi pers menanggapi hasil hitung cepat (quick count) Pemilihan Legislatif 2014 di Kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/4/2014) lalu.

Nah, SMRC pada pemilihan presiden dan wakil presiden hari ini Rabu (9/7/2014) juga melakukan hitung cepat (quick count). Hingga pukul 15.25 WIB data yang masuk mencapai 97,75%. Dari data itu, perolehan suara Prabowo-Hatta 47,22%, sedangkan Jokowi-JK unggul dengan 52,88%. Jokowi-JK dinyatakan menang menurut hasil hitung cepat.

Tak hanya SMRC, sejumlah lembaga yang melakukan hitung cepat seperti RRI, CSIS-Cyrus Network juga memenangkan duet Jokowi-JK. Namun kali ini SBY tak lekas mengucapkan selamat atas kemenangan duet Joko Widodo-Jusuf Kalla yang menang menurut hasil hitung cepat.

SBY beralasan kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa juga memiliki lembaga survei yang menjadi rujukan. "Lembaga survei yang dirujuk Prabowo memenangkan Prabowo-Hatta," kata SBY saat berpidato di kediamannya, Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/7/2014).

Melihat perkembangan situasi politik saat ini, sebagai Kepala Negara SBY meminta kubu Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK bisa menahan diri. Dia juga berharap dua belah pihak tidak memunculkan ketegangan yang berlebihan di anatara dia masa pendukung. "Apalagi kegiatan di lapangan yang rawan konflik horisontal," kata SBY.

SBY meminta dua belah pihak menunggu hasil penghitungan resmi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum. "KPU yang akan menetapkan hasil pilpres ini yang bisa dirujuk dan dijadikan pedoman," papar SBY. 

Tidak ada komentar: