BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 03 Juli 2014

DPRD: Banyak Penyelewengan, Lebih Baik Kartu Jakarta Pintar Dihapus

Laporan: Elitha Tarigan


RMOL. Muncul usulan agar menghapus program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dari deretan program Pemprov DKI  Jakarta. Namun, Pemprov diminta tetap mempertahankan biaya Operasional Pendidikan (BOP) untuk seluruh sekolah negeri dan swasta.

Usulan datang dari Komisi E DPRD DKI. Alasannya, KJP hanya dijadikan ajang korupsi kelompok kepentingan tertentu. KJP juga kerap salah sasaran dan penggunaannnya cenderung tidak dapat dikontrol oleh Dinas Pendidikan.

"Lebih baik diputuskan saja untuk dihentikan bagi sekolah negeri dan swasta. Memangnya ada KJP menjamin siswa pintar?" ujar anggota Komisi E DPRD DKI dari Fraksi Demokrat, Lucky P. Sastrawiria, saat dihubungi wartawan, Jumat (3/7).

Lucky menganggap terjadi pemborosan anggaran karena Pemprov DKI memberikan Bantuan Operasional Pendidikan, sementara di sisi lain ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat. Daripada mubazir, Lucky mengimbau Pemprov DKI Jakarta mengalihkan dana tersebut ke pengembangan pelayanan kesehatan.

"Fokuskan saja dana KJP kepada pelayanan kesehatan. Karena sampai sekarang pelayanan kesehatan Jakarta masih amburadul. Makanya saya menentang BOP dihapus BOP harus jalan terus, dibantu dengan BOS," tegasnya.

Paling tidak, kata dia, dana KJP bisa menciptakan puskemas kecamatan menjadi rumah sakit tipe D ditambah ruang UGD, rawat inap, ambulans dan dokter yang bertugas 24 jam. Jadi, pengobatan warga sedini mungkin diselesaikan di puskesmas kecamatan.

Lebih lanjut Lucky katakan bahwa penundaan pencairan dana BOP di sekolah swasta justru akan mempersulit siswa kurang mampu yang kebanyakan melanjutkan sekolah di swasta.

"Swasta itu banyak orang miskin. BOP harus diteruskan untuk sekolah swasta," tegasnya. [ald]

Tidak ada komentar: