Jakarta (ANTARA
News) - Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Nanan Sukarna mengingatkan
pentingnya kesadaran nurani bersikap antikorupsi pada setiap diri
anggota penegak hukum baik itu Kepolisian, KPK dan juga Kejaksaan Agung,
bukan hanya sikap antikorupsi secara semboyan atau pencitraan.
"Yang penting adalah hati nurani untuk membendung logika kita yang
sering kali terjerat keinginan korupsi," kata Nanan dalam Saresehan
Budaya Antikorupsi antara lembaga penegak hukum di Jakarta, Jumat malam.
Sarasehan budaya aparat penegak hukum itu berlangsung sejak 19.00
WIB hingga tengah malam menjelang Sabtu dini hari di Auditorium Sekolah
Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta.
Nanan kemudian menjelaskan jika hanya mengandalkan logika, aparat
penegak hukum, seperti polisi misalnya, dapat saja tergiur untuk korupsi
karena penghasilan yang rendah. "Maka dari itu perlunya kesadaran
nurani dari dalam diri untuk berantas korupsi," tuturnya.
Dia mengakui setiap tahun Kepolisian memecat ratusan anggotanya yang
membangkang pada hukum dan merugikan masyarakat seperti melakukan
pungutan liar dan juga korupsi.
"Tiap tahun kami memecat ratusan personel, kami tolong diawasi, tegur dan koreksi," kata dia.
Dalam upaya membangun sinergi antara lembaga penegak hukum dengan
masyarakat, Nanan mengatakan aparat sangat membutuhkan kritik masyarakat
untuk dapat mengoptimalkan peran Korps Bhayangkara.
"Seharusnya tidak ada lagi oknum yang berlindung dari institusi, kami mohon maaf jika masih ada polisi brengsek," jelas dia.
Dalam Sarasehan yang diselanggarakan untuk menyambut Hari
Antikorupsi Internasional pada 9 Desember 2012 , terdapat pembicara lain
yang menjadi wakil dari berbagai lembaga penegak hukum.
Selain Nanan dari Kepolisian, terdapat pembicara lain seperti
Pimpinan KPK Abraham Samad dan Busyro Muqoddas, Wakil Menteri Hukum dan
HAM Denny Indrayana, Budayawan Emha Ainun Najib, Wakil dari Komisi III
DPR Tjatur Sapto Edy, Hakim Agung Artidjo Al Kautsar, dan Budayawan
Mohammad Sobary.
Para pembicara pada umumnya sepakat mengenai harmonisasi dan
sinergi antar penegak hukum untuk memberantas korupsi yang sudah menjadi
kejahatan luar biasa.
Ketua KPK Abraham Samad berpendapat bahwa harmonisasi penegak
hukum merupakan benteng utama untuk melindungi negara dari korupsi.
"Sinergi lembaga penegak hukum dan masyarakat menjadi benteng
untuk melindungi negara ini dari korupsi," kata Abraham Samad. (I029)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar